Daerah

Unwahas Semarang Makin Kokoh di Usia 20 Tahun

Ahad, 9 Agustus 2020 | 13:00 WIB

Unwahas Semarang Makin Kokoh di Usia 20 Tahun

Acara syukuran 20 tahun Unwahas Semarang (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online

Meski dihantam badai Covid-19, namun Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Jawa Tengah di usianya yang ke-20 tahun ini tetap kokoh dan sehat baik dari sisi akademik maupun finansialnya.

 

Rektor Unwahas Semarang Prof H Mahmutarom mengatakan, Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) yang dipimpinnya memiliki pengalaman panjang dalam menghadapi berbagai problem yang dihadapinya.

 

"Kami sudah terlatih menghadapi berbagai problem, Alhamdulillah selalu saja ada jalan keluar, sehingga saat ini  di usianya yang ke-20 tahun Unwahas semakin sehat dan kokoh," kata Prof Mahmutarom di Semarang, Sabtu (8/8).

 

Prof Mahmutarom yang juga Sekretaris Idarah Wustha Jam'iyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Jawa Tengah mengatakan hal itu saat Dies Natalis ke-20 Unwahas dengan menggelar istighotsah dan manakiban di Aula Fakultas Kedokteran.

 

Menurutnya, kekokohan Unwahas berkat kerja keras dan dedikasi tinggi para pengelola, dosen, dan nahdliyin, serta ikhtiar batin para kiai NU yang tak kenal lelah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga di tengah pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini tidak menjadikan Unwahas kendor semangatnya dalam berkhidmah kepada bangsa ini.

 

"Kampus ini berdiri ditandai dengan turunnya ijin penyelenggaraan 10 program studi dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional dua dasa warsa silam," ungkapnya. 

 

Disampaikan, seiring dengan perkembangannya, saat ini Unwahas mengelola 21 program studi yang terdiri dari program S1, S2, S3, serta profesi. "Itu semua adalah modal besar yang akan dioptimalkan untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan," tegasnya.

 

Unwahas lanjutnya, akan memprioritaskan aktivitas penelitian produktif didukung aset yang dimiliki oleh lembaga. Seluruh aset Unwahas juga akan  digunakan untuk kepentingan dari, oleh, dan untuk seluruh civitas akademika Unwahas. 

 

Ketua Umum Yayasan Wahid Hasyim Semarang, Prof H Noor Achmad menceritakan bagaimana sejarah berdirinya Unwahas. Beberapa tokoh yang berperan atas lahirnya Unwahas dan juga saksi sejarah, hadir dalam acara ini.

 

"Di antara yang hadir adalah mantan Ketua PWNU Jawa Tengah H Achmad, mantan Gubernur Jawa Tengah H Ali Mufiz, Rais Idarah Wustha Jatman Jateng KH Dzikron Abdullah, dan sejumlah tokoh dan ulama lainnya," ucapnya.

 

Dikatakan, peran para kiai kharismatik di Jawa melalui doanya seperti Mbah KH Dimyati Pandeglang, Mbah KH Dimyati Wonosobo, Mbah KH Cholil Bisri Rembang, Mbah KH Maemoen Zubair Sarang, Mbah KH Dimyati Rois Kaliwungu, para kiai dari Jawa Timur dan sebagainya juga turut mewarnai sejarah Unwahas di awal pendiriannya.

 

"Di samping kontribusi ulama dan tokoh-tokoh Jawa Tengah seperti Gubernur Jawa Tengah saat itu Mardiyanto, peran tokoh nasional seperti Gus Dur juga ikut tercatat dalam membesarkan salah satu kampus terbaik milik NU ini," jelasnya.

 

"Siapaun pengelola Unwahas dan sampai kapanpun juga harus berterima kasih kepada keluarga KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Mbah Wahid Hasyim yang telah mewakafkan tanah untuk pengembangan kampus Unwahas di kawasan Sampangan, Semarang," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz