Daerah

Unwahas Semarang Gelar Khatmil Qur'an dan Doa Bersama untuk Gus Sholah 

Sen, 3 Februari 2020 | 16:30 WIB

Unwahas Semarang Gelar Khatmil Qur'an dan Doa Bersama untuk Gus Sholah 

Kegiatan tahlil dan doa keluarga besar Unwahas Semarang untuk almarhum Gus Sholah (Foto: NU Online/Samsul)

Semarang, NU Online
Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Jawa Tengah menyelenggarakan shalat ghaib, doa bersama, dan khotmil Qur'an atas meninggalnya Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahudin Wahid (Gus Sholah) pada Ahad (2/2).

Wakil Rektor I Unwahas Semarang Prof Mudzakir Ali mengatakan, shalat ghaib dilaksanakan setelah jamaah shalat dzuhur, Senin (3/2) di masjid kampus dan diikuti seluruh dosen, karyawan, mahasiswa, dan Pengurus Yayasan Wahid Hasyim Semarang.
 
"Mulai sejak Senin malam ini di kampus Unwahas diselenggarakan doa bersama, dzikir, tahlil, dan khatmil Qur'an hingga tujuh hari untuk mendoakan Gus Sholah yang juga diikuti santri Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang dan Nahdliyin di sekitar kampus," kata Prof Mudzakir malalui saluran komunikasi saat melakukan perjalanan untuk takziyah ke Tebuireng Jombang, Senin (3/2) sore.
 
Menurutnya, Gus Sholah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan perguruan tinggi NU di Semarang Jateng yang mengusung nama KH Abdul Wahid Hasyim (Unwahas) yang tak lain ayahnya sendiri.
 
"Hingga sekarang Gus Sholah masih menjadi pengurus yayasan sekaligus mengasuh  Unwahas dan pesantren luhur putra - putri Wahid Hasyim Semarang," tuturnya.
 
Unwahas lanjutnya, merasa sangat kehilangan atas kepergiannya menghadap Allah SWT untuk selama-lamanya. Jasa dan kiprah almarhum sangat besar dalam membesarkan PTNU di Semarang ini. 
 
"Mulai sejak kelahirannya (1998) hingga sekarang perhatiannya tetap tinggi," tegasnya.
 
Rektor Unwahas Prof Mahmutarom HR mengatakan, Gus Sholah sejak awal menaruh perhatian besar terhadap perkembangan kampus. Tidak hanya ide dan fikiran, tetapi terjun langsung mencari jalan keluar di saat kampus menghadapi kendala, termasuk kendala finansial maupun teknis akademis.
 
"Saat kampus akan nenambah satu program studi, yakni Fakuktas Hukum setelah beberapa tahun Unwahas berjalan muncul kendala perijinan. Almarhum Gus Sholah saat itu langsung turun tangan membantu pengurusannya di Departemen Pendidikan hingga berhasil," kata Prof Tarom.
 
Salain itu tuturnya, almarhum sangat rajin dan tak kenal lelah dalam upaya mencari dan membukakan akses-akses untuk pengembangan kampus tanpa kenal waktu. Meski sudah mengemban amat sebagai Pengasuh Pesantren Tebuireng setelah menerima amanat dari KH Yusuf Hasyim dan mendirikan Universitas Hasyim Asy'ari (Unhasy) di Tebuireng, perhatiannya terhadap Unwahas tidak bergeser.
 
"Bahkan kami merasa lebih diperhatikan dan diayomi, beliaulah yang menjadi penghubung antara Unwahas dengan keluarga besar almarhum Kiai Wahid Hasyim," tuturnya.
 
Anggota Dewan Pembina Yayasan Wahid Hasyim Semarang, KH  Aminuddin Sanwar berharap, semangat almarhum Gus Sholah dapat diwarisi seluruh sivitas akademika Unwahas, sehingga kampus PTNU di Semarang ini dapat terus berkembang.
 
"Bersama nahdliyin kami bertekad melanjutkan cita-cita almarhum Gus Sholah dalam mencerdaskan anak bangsa melalui jalur pendidikan dan menghadirkan Unwahas menjadi perguruan tinggi berkualitas kelas dunia," pungkasnya.
 
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz