Daerah

UNU NTB Kupas Buku Teroris

NU Online  ·  Jumat, 25 Mei 2018 | 09:00 WIB

UNU NTB Kupas Buku Teroris

Bedah buku teroris di UNU NTB

Mataram, NU Online
Gerakan Indonesia Menulis (GIM) bekerjasama dengan UNU NTB menyelenggarakan Bedah Buku karangan Abidah Elhalieqy di Aula Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) Jln pendidikan No 6 Kota Mataram, Kamis (24/05).

Rektor UNU NTB Baiq Mulianah menyambut baik terselenggaranya kegiatan ini, mengingat maraknya aksi terorisme yang terjadi selama ini, Ia berharap dengan terselenggaranya kegiatan ini dapat menjadi salah satu upaya dalam menangkal faham radikalisme yang dapat menghancurkan negara ini. 

"Isi dari buku ini selaras dengan apa yang diperjuangkan oleh Nahdlatul Ulama selama ini, sesuai dengan prinsip Mabadi khairu Ummah yakni Prinsip, assidqu ( kejujuran, transparansi, akuntabilitas), tasamuh (toleransi), tawazun (keseimbangan) dan 'adalah (keadilan)," ujarnya.

Bedah buku menghadirkan beberapa narasumber, yakni TGH Masnun, (Rais PWNU/WR III UIN Mataram), Kombes Pol Tajudin (Wakapolda NTB) dan narasumber utama Abidah Elhalieqy (Penulis buku Akulah istri Teroris)

Kegiatan yang dihadiri ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum  ini berlangsung menarik lantaran gaya pembicara utamanya, Abid alhaky  sangat luwes saat menguraikan isi buku.

Dalam paparannya, Abid Alhaky menceritakan saat pertama kali ditunjuk oleh Kapolri untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai konsep jihad kepada kelompok masyarakat yang terindikasi  memiliki pemahaman radikal. Ia juga menuturkan saat pertama kali melakukan wawancara dengan  para istri terduga teroris di kampung janda yang berjarak sekitarnya 6 km dari kota Poso.

Terkait kenapa dirinya yang ditunjuk untuk menulis novel, karena mungkin yang dianggap tepat dilihat dari sisi, pemahaman agama, pengalaman dalam dunia sastra dan juga dari perspektif gender. media yang tepat adalah menggunakan novel. 

"Novel ini bersifat fiksi ilmiah karena bersumber dari fakta empiris yang terjadi di Indonesia," ungkapnya.

Wakapolda NTB, Kombes Pol Tajudin mengungkapkan secara sederhana bagaimana konsep teror yang sebenarnya. Teror merupakan tindakan yang dilakukan untuk menakut-nakuti orang lain.

"Ciri seseorang yang dapat berbuat radikal dan teror salah satunya adalah suka menyendiri atau menjauh dari pergaulan sosial. Namun yang patut disayangkan adalah, labelisasi teroris nyaris selalu dilekatkan pada agama tertentu, yang ini tentu saja tidak fair," kata Wakapolda. 

Lebih jauh Kombes Pol Tajudin menambahkan kondisi Negara Indonesia saat ini sangatlah berbeda, hal ini terlihat pada terjadinya penurunan wawasan kebangsaan generasi muda. 

"Di samping itu, terdapat sekelompok masyarakat yang tidak mau menerima perbedaan, memiliki rasa egoisme yang tinggi dan merasa kelompoknyalah yang  paling benar," ujarnya. 

TGH Masnun menjelaskan  bahwa ia telah lama mengikuti karya yang ditulis oleh Abidah Elhalieky semenjak masih studi di Yogyakarta, bahkan mereka merupakan satu alumni di UIN SUKA Yogyakarta. Masnun melihat dari sudut pandang keilmuannya yakni Hukum Keluarga,  yang mana seorang perempuan bisa menjadi istri teroris adalah sebuah pilihan. 

"Bisa jadi karena kurangnya pemahaman dalam ilmu agama, faktor ekonomi dan beberapa faktor lainnya," sambungnya. (Hadi/Muiz