Daerah

Untuk Orang Tua, Ini Resep Miliki Anak Membanggakan

Ahad, 25 Desember 2016 | 05:04 WIB

Jombang, NU Online
Orang tua mana yang tidak ingin memiliki anak sukses dan membanggakan. Namun tidak sedikit dari mereka yang keliru dalam mendidik anak serta menata diri sehingga keinginan ideal tersebut tidak dapat terpenuhi.

"Hal yang kerap salah dimengerti adalah bahwa orang tua dapat membentuk anak sesuai keinginannya," kata KH Shonhaji Mahfudh saat memberi mauidhah pada walimatul khitan di salah seorang warga di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (24/12) pagi.

Menurut kiai asal Mojokerto tersebut, banyak kejadian yang memberikan jawaban bahwa bukanlah jaminan orang tua akan memiliki anak sesuai garis keturunan. "Kita buktikan ada Kan'an yang merupakan anak dari Nabi Nuh, namun tidak beriman hingga akhir hayat," katanya.

Demikian pula tidak ada jaminan mereka yang saat ini menjadi petani, maka anaknya juga kelak akan meneruskan profesi yang dikerjakan orang tuanya. "Hal ini juga berlaku bagi para anak kiai, ustadz dan seterusnya," ungkapnya.

Lantas bagaimana cara agar anak bisa menjadi kebanggan? "Salah satunya adalah bahwa orang tua hendaknya melaksanakan perintah, serta menjauhi larangan Allah SWT," ungkapya.  

Hal tersebut harus menjadi komitmen utama bagi orang tua, sebelum memberikan perintah kepada anak-anaknya. "Jadi jangan berharap anak-anak akan taat kalau ternyata orang tua belum melakukan kebaikan yang diperintahkan," pesannya. Karena itu, keteladanan sangatlah menentukan dalam mendidik anak, lanjutnya.

Hal lain yang harus dilakukan orang tua adalah riyadhah. "Ini bisa dilakukan oleh ayah atau ibu dan tentunya lebih baik kalau dilakukan oleh keduanya," sergahnya. Karena itu tradisi orang tua dulu yang melakukan puasa Senin dan Kamis sehingga memiliki anak yang dapat dibanggakan.

Kiai yang dalam cerahamnya banyak diselingi humor segar tersebut justru mempertanyakan komitmen orang tua dalam melakukan hal ini. "Mana ada jaman sekarang orang tua kemudian menjalankan puasa saat sang anak akan melaksanakan ujian," sergahnya. Demikian pula tambahan sugesti berupa bacaan khusus kepada anak saat akan menghadapi ujian dan sejenisnya.

Kalau riyadhah berupa puasa dan tambahan bacaan tidak dapat dilakukan secara kontinyu, maka kiai ini menawarkan kepada orang tua untuk menyempatkan shalat malam. "Tak perlu bacaan yang panjang, sekedarnya saja karena ini adalah kebiasaan yang berat," akunya.

Bila ternyata cara kedua ini belum bisa, maka yang dapat dilakukan para orang tua adalah dengan memperbanyak berdzikir. "Hal ini penting untuk mengimbangi pergaulan anak yang semakin liar di luar rumah," pesannya.

Kiai Shonhaji mengingatkan bahwa memang tidak mudah memiliki anak yang bisa dibanggakan. "Namun dengan sejumlah ikhtiar, anak idaman bukan tidak mungkin kita miliki asalkan benar-benar berusaha secara sungguh-sungguh," jelasnya.

Kepada hadirin, Kiai Shonhaji mengingatkan bahwa tidak sedikit para tokoh yang disegani lantaran memiliki prestasi dan karya besar justru lahir dari orang tua yang biasa-biasa saja. "Karena itu jangan kecil hati kendati kita adalah dari kalangan kebanyakan," pesannya. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)