Daerah

Universitas Trunojoyo Madura Gelar Penguatan Wawasan Kebangsaan 

Ahad, 15 September 2019 | 16:30 WIB

Universitas Trunojoyo Madura Gelar Penguatan Wawasan Kebangsaan 

Rektor UTM memberikan sambutan pada acara Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Wawasan Kebangsaan. (Foto: NU Online/Abdullah Hafidi)

Bangkalan, NU Online
Universitas Trunojoyo Madura atau UTM dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan, Jawa Timur menjalin kerja sama. Kali ini dengan menggelar Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Wawasan Kebangsaan. 
 
KH Muhammad Makki Nasir selaku Ketua PCNU Bangkalan mengemukakan bahwa Madura merupakan kawasan potensial yang sangat penting dalam perputaran perekonomian dunia, khususnya tambang minyak, gas, dan sumber daya mineral lain. 
 
“Maka tidak heran bila akhir-akhir ini secara berantai, kerukunan warga Madura diuji dengan upaya-upaya provokatif memecah belah persatuan,” katanya, Sabtu (14/9).
 
Menurutnya, ada premis kuno disebutkan kalau ingin menguasai Indonesia maka kuasai pulau Jawa, kalau ingin menguasai Jawa maka kuasai Jawa Timur. 
 
“Nah di sini, Madura secara geopolitik nasional merupakan daerah potensi yang sangat urgen dalam perputaran perekonomian Indonesia, bahkan dunia,” ulas Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Bangkalan tersebut.
 
Kiai yang juga dipercaya menjadi Ketua Koordinator Daerah Nahdlatul Ulama (Korda NU) Madura Raya ini menjelaskan di tengah suasana tersebut masyarakat Madura harus bersatu. 
 
"Madura harus mampu bersatu, dan semua elemen masyarakat khususnya ulama, pemerintah, dan akademisi harus saling menopang antar satu sama lain,” katanya. Karena sekecil apapun peran yang dilakukan akan sangat membantu dalam menopang sebuah pembangunan, lanjutnya.
 
Terkait Nahdlatul Ulama, KH Muhammad Makki Nasir memastikan komitmen warga dan pengurusnya terhadap keberadaan wawasan kebangsaan yang dimiliki. “Bisa dipastikan bahwa NU tidak diragukan lagi atas sifat nasionalismenya," tegasnya.
 
Demikian juga, Pengasuh Pondok Pesantren Falahun Nashiri, Sennenan, Bangkalan tersebut sangat berharap agar di UTM dibangun gedung khusus dengan nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
 
"Harapan PCNU, UTM memiliki gedung khusus yang diberi nama Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid. Agar masyarakat tahu bahwa ada peran besar Gus Dur di kampus ini, dan juga agar melekat pada generasi penerusnya," tandasnya disambut tepuk tangan undangan.
 
H Muh Syarif menyampaikan harapan agar NU selaku organisasi masyarakat (Ormas) yang memperjuangkan penanaman nilai Islam Ahlussunah Waljamaah mampu menjadi rahmat bagi alam semesta.
 
"Apa yang menjadi harapan kita semua, Islam Aswaja an-Nahdliyah akan mampu menjadi rahmatan lil alamin," kata Rektor UTM tersebut.
 
Dirinya juga mengemukakan bahwa usai Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Wawasan Kebangsaan perlu dilakukan tindak lanjut dari rancangan rencana yang telah dibuat. 
 
“Hal itu agar dapat dirasakan oleh masyarakat khususnya sekitar kampus," ungkapnya di gedung Rektorat UTM.
 
Muh Syarif melanjutkan ke depan, kerja sama perlu ditingkatkan kembali. “Saya bagian dari keluarga besar NU Bangkalan, sejak masa kepemimpinan Kiai Cholil AG," tandasnya.
 
Pendidikan dan Pelatihan Penguatan Wawasan Kebangsaan diikuti sejumlah dosen di luar UTM ini dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka membuat program Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang nantinya akan digunakan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.
 
Pelatihan kemudian diakhiri dengan penandatanganan nota kesepahaman antara kampus ini dengan PCNU Bangkalan.
 
 
Pewarta: Abdullah Hafidi
Editor: Ibnu Nawawi