Universitas Islam Jember Santuni Panti Asuhan Terdampak Covid-19
NU Online · Rabu, 13 Mei 2020 | 02:30 WIB

Suasana saat wakil UIJ (Jasuli) menyerahkan santunan untuk Panti Asuhan Attafakur 2, Sumbersari, Jember, Selasa (12/5). (Foto: NU Online/Aryudi AR)
Aryudi A Razaq
Kontributor
Dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19 bukan cuma menghantam masyarakat kelas menengah ke bawah, tapi juga menghunjam persoalan di lembaga sosial seperti panti asuhan. Pasalnya, donatur dan simpatisan panti asuhan juga terimbas dampak Covid-19.
Kondisi itulah yang mendorong Universitas Islam Jember (UIJ) untuk memberikan santunan kepada Panti Asuhan Attafakkur 2, Jalan S Parman, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (12/5).
Santunan tersebut diserahkan Jasuli mewakili Rektor UIJ, H Abdul Hadi, di asrama 2 Attafakur. Menurut Jasuli, santunan tersebut merupakan bentuk kepedulian UIJ terhadap panti asuhan yang notabene sebagai tempat ‘berteduh’ generasi muda yang kurang mampu.
“Di tengah kesulitan yang melanda negeri ini akibat Covid-19, kami mencoba berbuat sesuatu untuk sesama,” ujar Jasuli yang juga Dekan Fakultas Tarbiyah UIJ itu.
Wakil Sekretaris GP Ansor Jember tersebut menambahkan, panti asuhan mempunyai peran yang tidak kecil dalam membina generasi muda. Sebab kondisi di panti asuhan tak ubahnya bagai di pesantren, bahkan penghuninya disekolahkan di sekolah formal atas biaya yayasan (panti asuhan).
“Kita tak bisa membayangkan bagaimana kondisi mereka setelah Covid-19 datang. Padahal, semua kebutuhan penghuni ditanggung oleh yayasan,” tambah Jasuli.
Ia menambahkan bahwa UIJ mempunyai tanggungjawab sosial terhadap keberlangsungan panti asuhan. Apalagi panti asuhan dimaksud juga sama-sama mengusung Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) dalam membina anak didik.
“Kami juga ikut peduli. Insyaallah nanti juga ada santunan tahap kedua, ketiga dan seterusnya untuk panti asuhan yang lain,” tambahnya.
Sementara itu, pengasuh Attafakur, Ustadz Muhammad Shaleh menyatakan, dampak Covid-19 betul-betul dirasakan oleh lembaga yang dipimpinnya. Sebab, di samping terjadi pengurangan donatur, juga dari sisi kualitas donasi juga menurun. Karena itu, penurunan donasi itu disiasati dengan cara menghemat biaya operasional.
“Ya kita hemat semuanya agar beban keuangan tiak terlalu berat. Selain itu, sumbangan dari pengurus juga digenjot untuk menambal kekurangan dana operasional,” ucap Ustdz Shaleh.
Kendati dalam kondisi sulit, namun ia bertekad untuk tetap menghidupkan panti asuhan yang diasuhnya. Sebab, cukup banyak generasi muda yang bergantung di tempat tersebut. Mereka mempunyai semangat belajar yang tinggi meski secara ekonomi tidak mampu. Mereka juga mempunyai cita-cita yang sama dengan yang lain, ingin pintar, ingin merubah nasib, dan sebagainya.
“Saya yakin di antara mereka kelak ada yang jadi ‘orang’. Kita hanya bisa membimbing dan membantu doa,” pungkasnya.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua