Jombang, NU Online
Usia boleh tua, mayoritas ibu-ibu yang biasa berpakaian hijau itu di atas 40 tahun, tapi semangat ngaji masih seperti anak remaja. Kalimat ini kiranya tidak berlebihan dialamatkan kepada Muslimat NU karena semangat menambah pengetahuan keagamaannya yang luar biasa dan tak pernah surut.
Demikian itu disampaikan salah satu Pengurus Pusat Muslimat NU Masruroh Wahid saat kegiatan resepsi hari lahir (harlah) ke-71 Muslimat NU di alun-alun Jombang Jawa Timur, Sabtu (13/5) lalu.
Sepeti pada umumnya, kata dia, ketika usia bertambah tua, kondisi fisik atau kesehatan yang otomatis juga ikut menua tak bisa dielakkan. Namun semangat muda mereka bukan karena dipaksa pimpinan atau memaksakan diri, tapi merupakan kararkter dan ciri khas tertentu mereka (ibu Muslimat NU, red).
Usia Muslimat NU yang sudah 71 tahun ini, menurutnya, serasa kebalikannya (17 tahun, red). Hal itu jika melihat semangatnya Ibu-ibu Muslimat hingga saat ini. "Boleh umur Muslimat sudah 71, tapi semangatnya 17 tahun," ujarnya.
Ia seringkali menemui ibu-ibu Muslimat yang kondisi fisiknya belum begitu stabail, namun tetap mengikuti forum-forum pengajian rutin. Karena semangat yang menggebu, mereka seakan tidak merasakan efek kondisi fisiknya yang belum baik itu.
"Cirinya Muslimat, di rumah pegal linu, tapi kalau di pengajian pegal linunya hilang," tambah dia.
Sekadar diketahui, untuk memberikan jaminan kesehatan yang baik, khusus untuk ibu-ibu, Muslimat NU Jombang melakukan penandatanganan kerja sama dengan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
"Kita MoU dengan BPJS, setiap anggota nanti menjadi anggota BPJS, sehingga saat melakukan pemeriksaan gratis," kata Ketua PC Muslimat NU Jombang Hj Mundjidah Wahab kepada NU Online, Kamis (18/5/2017). (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)