Daerah

Tokoh NU Madura Bahas Revolusi Birokrasi

NU Online  Ā·  Rabu, 13 Maret 2013 | 01:11 WIB

Pamekasan, NU Online
15 tahun lamanya era reformasi bergulir di negeri ini, namun perubahan secara mengakar atau revolusi dalam hal birokrasi di negeri ini masih jauh panggang dari api.<>

Hal demikian ditegaskan ulama NU kesohor di Madura asal Sumenep, KH Ilyasi Siraj, saat menjadi pemateri dalam pelantikan badan taktis PMII STAIN Pamekasan di Gedung PKPN Pamekasan, belum lama ini.

Dihadiri para petinggi dan alumni PMII se Madura, Kiai Ilyasi menegaskan, reformasi belum selaras dengan harapan segenap bangsa.

"Setidaknya, itu tercermin dari kian mengakar dan mencuatnya perilaku koruptif pejabat, apatisme dan pragmatisme gerakan mahasiswa, dan seterusnya. Harus diakui, pangkal dari belum utuhnya stabilitas di negeri ini ialah karena kebijakan birokrasi belum bernafaskan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan," bebernya.

Namun begitu, KH Ilyasi tidak menampik masih adanya tokoh yang memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan atau masa depan bangsa ini.

"Dan dalam wilayah itu, tokoh dan ulama NU mesti terlibat aktif dalam pembangunan negeri ini. Dan para generasi bangsa atau para pemuda juga berperan di dalamnya," gagas KH Ilyasi.

Keterlibatan tokoh dan ulama NU, katanya, bisa melebur dalam birokrasi pemerintahan atau sebatas menjadi pengontrol akan kebijakan tersebut. Sedangkan para pemuda bertindak sebagai pilar pengkritik guna meneguhkan perubahan yang mengarah pada kemajuan.

"Atas semua itu, nilai-nilai ke-NU-an yang meliputi toleransi, adil, moderat, dan nilai-nilai positif lainnya harus terus diperjuangkan sehingga tidak menjadi pudar," tegasnya.

Sementara itu, tokoh pemuda IPNU Pamekasan Faisol Ansori, menyatakan bahwa revolusi birokrasi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran NU.

"Karena itu, tokoh dan petinggi NU harus selalu siap mengawal pembangunan di Bumi Pertiwi ini," tukasnya.




Redaktur Ā  Ā : A. Khoirul Anam
Kontributor: Hairul Anam