Semarang, NU Online
Wakil Katib Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, H Nasrullah Affandi mengatakan, ada kemungkinan pendakwah yang videonya viral bukan karena keilmuannya yang tinggi namun karena ada unsur lain, misalnya ingin dikenal banyak kalangan. Fenomena itu tidak boleh ada pada benak pendakwah.
Apalagi belakangan ditemukan pendakwah yang belajar agama bukan dari orang alim melainkan otodidak belajar di media sosial tanpa guru membimbingnya.
"Ada kemungkinan orang tersebut hanya memiliki ilmu yang pas-pasan, mereka hanya pintar beretorika," ucap H Nasrullah saat menjadi pembicara kunci pada Workshop Pengembangan Karakter Anti Terorisme Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang (Unnes), di Kota Semarang Jawa Tengah, Sabtu (22/6).
Ia mengungkapkan, pendakwah yang viral di media sosial jangan diyakini memiliki ilmu tinggi. Jika patokannya video ceramahnya viral, rentan muncul spekulasi keliru yang menggurita di masyarakat. Apalagi menurut dia, setelah dilakukan penelusuran banyak pendakwah yang tidak menjunjung tinggi substansi dari ilmu dakwah itu sendiri. Misalnya, konten ceramahnya memojokkan seseorang bahkan menghujat.
"Saat ini ada salah kaprah di ruang publik termasuk menjangkit kalangan terpelajar. Mereka terkena asumsi bahwa setiap pendakwah yang videonya viral adalah tokoh besar atau ahli agama atau tokoh berpengaruh tokoh panutan, hal itu perlu di luruskan," katanya.
Ia menjelaskan, ada banyak ulama sepuh yang telah hafal ratusan kitab kuning tetapi tidak viral di media sosial seperti Ketum PBNU, KH Said Aqil Siroj, Habib Luthfi bin Yahya, Gus Mus, dan ulama sepuh lain. Artinya ujar dia, ceramah yang viral harus ditelusuri sanad keilmuannya agar benar-benar sesuai dengan nilai-nilai agama.
"Banyak beredar video di medsos yang membentuk opini bahwa orang dalam video tersebut adalah pakar Islam dan juru dakwah yang andal. Padahal di dalam videonya macam-macam tujuannya, ada yang menyebar terorisme dengan modus secara halus, ada yang menyebar radikalisme dengan terang benderang, ini yang sangat bahaya," ucapnya.
Ia berharap masyarakat dapat menyaring pendakwah yang beredar di media sosial agar tidak terpapar oleh doktrin yang salah soal agama. Sebab, islam adalah rahmat, tidak mengajarkan perpecahan apalagi saling membunuh dan membenci antar umat beragama. (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)