Daerah

Teruskan Perjuangan Wali Songo dengan Kajian Naskah Nusantara

NU Online  ·  Rabu, 26 Desember 2018 | 12:30 WIB

Teruskan Perjuangan Wali Songo dengan Kajian Naskah Nusantara

Foto: Ilustrasi (Ist.)

Banyuwangi, NU Online
Penulis buku Islam Nusantara, Kiai Ahmad Baso menjelaskan, para waliyullah mengajarkan agama dengan menggunakan ekspresi kebudayaan Indonesia. Mulai dari budaya seni, musik, kisah-kisah populer, hingga kesusastraan.

Semua ekspresi kebudayaan inilah yang menjadikan Islam mampu memberikan daya dukung energi penopang berdirinya negara Indonesia yang merdeka dan sampai dengan saat ini terus abadi.

"Bukan Islam nya para politisi yang terasing dan kehilangan akar-akar kekayaan budaya mereka sendiri," tegasnya saat memberikan materi di acara bedah buku Islam Nusantara yang diselenggarakan oleh Komunitas Pegon di Kantor PCNU Banyuwangi, Selasa (25/12) malam.

Penulis yang kini tinggal di Ciputat, Tangerang Selatan ini menuturkan, hadirnya buku Islam Nusantara memberikan penerangan kembali kepada para pembaca akan jejak perjuangan para orang-orang Arab Quraisy di masa Khalifah Utsman bin Affan hingga kemunculan Wali Songo di Jawa pada abad 14-15 yang sengaja digelapkan oleh sejarawan.


Foto: Suasana Bedah Buku Islam Nusantara

"Banyak sekali ditemukan analisis berbisa di beberapa literatur, bak racun dibungkus klaim ilmiah tentang keberislaman dan kenusantaraan kita. Karena itu, kajian-kajian naskah Nusantara kita harus terus menerus diperbanyak, disebar, dan disosialisasikan," pesan Kiai Baso.

Terkait dengan kegiatan bedah buku tersebut, salah satu peserta dari perwakilan Ranting NU Pandirejo, Imam, mengaku sangat beruntung bisa menjadi bagian dari kajian tersebut.

"Banyak khazanah keluasan dakwah Islam Nusantara yang masih baru saya ketahui sejauh ini," ungkap Imam.

Ia berharap kajian-kajian seperti ini perlu dilakukan secara keberlanjutan dan intens dengan melibatkan masyarakat secara lebih luas.

"Karena tidak menutup kemungkinan masih banyak kalangan Nahdliyin di akar rumput belum mengetahui sejarah keluhuran perjuangan nenek moyangnya secara fasih dan benar. Saya sangat bersyukur bisa hadir. Alhamdulillah," tutup Imam.

Kajian bedah buku ini juga diikuti oleh mayoritas kalangan milenial di Banyuwangi, selain dihadiri langsung oleh beberapa delegasi pengurus dan anggota ranting-ranting NU. Kajian ini dipandu langsung oleh Founder Komunitas Pegon, Ayung Notonegoro. (M. Sholeh Kurniawan/Muhammad Faizin)