Daerah

Teroris Sudah Dekat

NU Online  ·  Senin, 10 Oktober 2011 | 10:39 WIB

Brebes, NU Online
Ancaman terorisme ternyata sudah dekat, karena mereka berada disekitar kita yang keberadaanya tidak tidak kita sangka-sangka akibat dibalut dengan topeng agama. Makanya, perlu mewaspadai gerakan teroris yang sangat merugikan dengan jalan menjalin kekuatan kerukunan umat beragama.

Penilaian tersebut disampaikan Kepala satuan pembinaan masyarakat (Kasat Binmas) Polres Brebes AKP Radiyanti SH saat menyampaikan makalah pada Saresehan Intern Umat Beragama di aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Brebes, Senin (10/10/11).
<>
Menurut Yanti, kerukunan intern dan ekstern umat beragama menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas umat. Sehingga tidak gambang diombang-ambingkan oleh isu yang menyesatkan. Orang Indonesia, selalu mengedepankan kerukunan dalam kehidupannya. Artinya, dengan kerukunan umat beragama, akan memperkokoh pilar kerukunan bangsa dan negara.

Termasuk, lanjut Yanti, penafsiran teks dalam kitab agama tanpa melakukan verifikasi empirik menjadikan mereka radikal. “Sangat melebih-lebihkan teks tanpa kontekstual kehidupan yang jelas,” tandasnya.

Kepala Kantor Kemenag Kab Brebes H Imam Hidayat MSi menandaskan, kalau Indonesia itu bukan negara agama dan juga buka negara sekuler. Tetapi Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Artinya, pembangunan agama merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

Dia melihat, dari perkembangan calon jamaah haji yang tiap tahun bertambah, menandakan logika kesadaran beragama sudah meningkat. Namun kenyataan dilapangan dekadensi moral, degradasi mental sangat tinggi pula. “Ini jelas, pembangunan agama belum signifikan,” ungkapnya.

Hal ini diakibatkan kurangnya pemahaman agama, kurangnya pemberdayaan ormas keagamaan, pendidikan agama di lingkungan keluarga yang masih sangat rapuh dan konflik horisontal yang sering terjadi. “Kita merindukan kehidupan beragama ini tidak saja nihilnya terjadi pertentangan, tetapi harus tercipta harmonisasi,” harapnya.

Sementara Kasat Intel AKP Bambang Edi Susanto mengingatkan agar masyarakat juga perlu mewaspadai gerakan Negara Islam Indonesia (NII). NII kini telah mengubah nama menjadi Masyarakat Indonesia Membangun (MIM). Organisasi ini bergerak dalam bidang pemberdayaan ekonomi warga. “Ada yang jualan susu, perkreditan rakyat, hingga pengumpul zakat,” terangnya.

Saresehan Intern Umat Beragama dan Silaturrahmi Ketua Lembaga Keagamaan dan Tokoh Agama digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kab  Brebes. Saresehan diikuti  sekitar 100 peserta dari tokoh agama Islam dan ketua Lembaga keagamaan se Kabupaten Brebes.

Turut hadir asisten 3 Setda Brebes Drs Suprapto, Ketua FKUB KH Rosyidi dan jajaran Polres Brebes.

Ketua Panitia penyelenggara Akrom Jangka Daosat menjelaskan, kegiatan saresehan ini digelar sebagai upaya memberi kesadaran dan kewaspadaan terhadap gerakan radikalisme dan terorisme. “Pasca pemboman gereja di Solo yang selalu diindikasikan pelakunya adalah orang Islam, perlu digarisbawahi pelurusannya. Bahwa Islam bukan teroris,” pungkasnya. .

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Wasdiun