Jombang, NU Online
Sebab aksi-aksi kelompok radikal tak bisa diduga, berbagai elemen masyarakat diimbau selalu waspada dan melakukan langkah-langkah antisipasi. Tak terkecuali seorang dai atau mubaligh, ustadz juga tokoh masyarakat.
Hal itu disampaikan Pengurus Aswaja NU Center Jawa Timur (Jatim) Yusuf Suharto kepada NU Online. Radikalisme serta terorisme menurutnya bukan persoalan yang kecil, lantaran bibit-bibit mereka diketahui masih bersebaran di berbagai titik.
"Saya menyatakan bahwa orang yang baik tidak boleh diam. Para mubaligh, para ustadz dan tokoh masyarakat harus bahu membahu menjawab dan merespon persoalan radikalisme dan terorisme khususnya di Indonesia ini," ungkapnya, Sabtu (28/7).
Cara mengatasinya juga tidak bisa hanya diserahkan kepada pihak penegak hukum negara. Meski para penegak hukum memang ditugaskan untuk menghalau keberadaa kelompok radikal dan teroris, namun berbagai unsur dari masyarakat memiliki keharusan untuk menguatkan peran penegak hukum.
"Kalau kita diam, maka para pemuda, termasuk para mahasiswa khawatir ikut pada paham mereka," ujar pria yang saat ini tinggal di Jombang ini.
Ia menjelaskan, apapun alasannya kelompok tersebut tidak sesuai dengan karakter dan juga ajaran-ajaran Islam. "Karakter Islam itu bukan keras, tapi tegas pada tempatnya dan lembut pada tempatnya," ucapnya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, jelas dia, innallaha yuhibbur rifqa fil amri kullihi, yang artinya sesungguhnya Allah itu mencintai bersikap lembut dalam seluruh perkara.
Sikap demikian telah dicontohkan para ulama yang memiliki berpaham moderat dan tidak mudah mengkafirkan. "Tidak seperti para kaum radikal yang mudah mengkafirkan," jelasnya. (Syamsul Arifin/Muiz)