Daerah

Tentang Pemukulan kepada Istri Berdasarkan Maqasidul Usrah

Sen, 28 Oktober 2019 | 15:45 WIB

Tentang Pemukulan kepada Istri Berdasarkan Maqasidul Usrah

Wakil LDNU Jatim, KH MN Harisudin (Foto: NU Online)

Jember, NU Online                                    
Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur, KH M Noor Harisudin mengatakan dalam Al-Qur'an Surat Annisa ayat 34 menetapkan kebolehan memukul perempuan yang nusyuz atau melakukan pembangkangan.       
 
"Namun kata memukul ini, dalam tafsir, diartikan pukulan yang tidak menyakitkan. Jangan pakai sapu, besi, dan sebagainya," kata Kiai Harisudin pada pengajian bakda subuh, Ahad (27/10) di Masjid Raudhatul Mukhlisin, Jember, Jawa Timur.
 
Guru Besar IAIN Jember itu menjelaskan, meski diperbolehkan melakukan pemukulan kepada istri yang membangkang, hal itu sebagai langkah terakhir. Sbeba, Islam telah memberikan langkah-langkah menghadapi nusyuz, yaitu memberi nasihat atau tidur terpisah.
 
Selain itu, Kiai Harisudin juga menyebutkan dalam Islam perempuan nusyuz karena dua hal. "Pertama, menolak berhubungan senggama dengan suami. Kedua, keluar rumah tanpa seizin suami," ujar kiai muda yang juga Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember tersebut.                                                                                  
Meski dalam Al Qur'an diperbolehkan memukul (yang tidak menyakiti) istri, namun selama hidupnya, Nabi Muhammad Saw tidak pernah memukul istri-istrinya.
 
"Ini menunjukkan bahwa tidak memukul itu lebih baik seperti yang diteladankan Rasulullah Saw," ujar Sekretaris Forum Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Perguruan Tinggi Keagamaan Islam se-Indonesia tersebut.            
 
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Jember tersebut menambahkan pembahasan Fiqh Nusyuz terkait dengan UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga No.23 Tahun 2004.                                                 
"Kalau negara memerintah para pelaku KDRT dihukum berat, saya kira, ini masih dalam koridor maqasidul usrah (maqasid keluarga)," ujar Director of World Moslem Studies Center yang berpusat di Jakarta tersebut.                                                    
Bahkan sekalipun dengan memberi hukuman berat pada pelaku Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti di Australia, menurut Kiai Harisudin, hal  itu masih dalam koridor maqasidul usrah yang ditetapkan dalam Islam.
 
 
Kontributor: Sohibul Ulum
Editor: Kendi Setiawan