Daerah

Tantangan Merawat Tunas NU di Kota Solo

NU Online  ·  Jumat, 25 Maret 2016 | 08:04 WIB

Tantangan Merawat Tunas NU di Kota Solo

Siswa-siswi TK Masyitah turut bergembira menyambut Harlah ke-70 Muslimat NU.

Solo, NU Online
Suasana Rumah Dinas Wakil Walikota (Wawali) Surakarta mendadak menjadi meriah dengan aksi bocah-bocah berkaos kuning. Gerakan lincah mereka dalam mengiringi alunan musik, membuat para penonton yang mayoritas ibu-ibu ikut terhibur.

Rupanya, para bocah yang menampilkan tarian tersebut merupakan siswa-siswi TK Masyithah yang berada di bawah naungan Muslimat NU Kota Surakarta. Penampilan mereka, menjadi salah satu rangkaian acara puncak peringatan hari lahir (harlah) Muslimat NU ke-70.

“Sebelum penampilan hari ini, mereka juga mengikuti lomba kolase dan kaligrafi,” tutur Ketua Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kota Surakarta Nyai Nur Hidayah Idris, saat ditemui NU Online di sela acara peringatan harlah.

Bagi Nyai Nur dan para ibu Muslimat lainnya, anak-anak yang bersekolah di sekolah NU, ibarat tunas, yang kelak diharapkan tumbuh besar meneruskan perjuangan dalam menegakkan ajaran Islam Aswaja.

“Saat ini, sudah ada 4 TK yang berada di bawah naungan Muslimat NU Surakarta, yakni TK Masyitah 1 di Nirbitan, TK Masyitah 2 di Martokusuman, TK Masyitah 3 di Semanggi dan TK Masyitah di Mangkuyudan,” ungkap istri KH Idris Shofawi itu.

Meski demikian, tantangan besar dihadapi mereka. Jalan untuk menyemai dan merawat tumbuh kembang tunas-tunas NU, khususnya di Kota Bengawan, tidaklah mudah. “Tantangan terbesar justru datang dari dalam, para pengurus NU sendiri banyak yang belum yakin untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah NU,” kata dia.

Hal senada, diutarakan Ketua PCNU Kota Surakarta, A Helmi Sakdillah. Menurutnya, selain faktor yang sudah disebutkan, juga perlu adanya evaluasi peningkatan kualitas maupun SDM, sekolah yang dimiliki NU maupun banomnya.

“Memang tidak bisa dipungkiri, baik orang NU maupun luar, ketika akan menyekolahkan anak-anak mereka, pasti akan terlebih dahulu melihat kualitas sekolah. Kita berharap selain ada semangat dari warga Nahdliyin, juga ada peningkatan kualitas agar bisa menjadi sekolah unggulan,” ujar Helmi. (Ajie Najmuddin/Fathoni)