Tanamkan Nasionalisme melalui Napak Tilas Kebangsaan
NU Online · Rabu, 28 Januari 2015 | 00:01 WIB
Banyumas, NU Online
Ada banyak cara dapat dilakukan guna memupuk rasa nasionalisme bagi generasi muda. Khususnya dalam menggali sejarah peradaban masa lampau suatu daerah. Salah satunya dengan menggelar napak tilas, yakni menyusuri kembali jalan yang pernah ditempuh seseorang atau sebuah zaman.
<>
Untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah kemunculan Islam di Banyumas, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Satkoryon Kedungbanteng, Banyumas, menyelenggarakan napak tilas kebangsaan, akhir pekan lalu (25/1).
Napak tilas yang diikuti oleh 150 anggota Banser itu dimulai dari Balai Desa Beji, Kedungbanteng. Peserta melalui jalan menanjak dan sempat beristirahat di Desa Windujaya. Perjalanan dilanjutkan melalui rute Desa Baseh-Kalisalak hingga ke Dawuhanwetan-Kedungbanteng dan berakhir di Balai Desa Beji.
Napak tilas kebangsaan ini, kata salah satu pengurus Banser, Musmuallim, bertujuan membuka kembali ingatan sejarah perjuangan kemerdekaan dan masuknya Islam para pendahulu bangsa, khusunya di wilayah Kedungbanteng. Selain itu, kegiatan ini juga untuk membentuk mental karakter kader bangsa yang nasionalis, humanis, dan peduli yang berhaluan Ahlussunah wal Jamaah.
Instruktur kegiatan, Nur Majid, menuturkan melalui napak tilas ini peserta diarahkan memiliki jiwa tanggap, tanggon, dan trengginas. Tanggap berarti cepat merespon apa yang terjadi, tanggon berarti dapat diandalkan, dan trengginas berarti lincah dan terampil.
“Selama perjalanan peserta diberi materi pos meliputi wawasan kebangsaan, bela negara, NKRI, ke-NU-an, Islam ala Aswaja, Keansoran, dan kebanseran,” katanya.
Menurut dia, kegiatan ini melatih mental fisik yang siap sedia membela NKRI dan mampu meneladani para pendahulu bangsa.
Ketua PAC GP Ansor Kedungbanteng, Darto, menjelaskan napak tilas ini memuat ajaran teladan kepemimpinan, cinta tanah air, dan tanggap bela negara yang juga diajarkan Rasulullah SAW. “Momen ini sebagai pembinaan generasi bangsa agar siap membela dan mengabdi pada nusa, bangsa dan agama,” ujarnya.
Oleh sebab itu, menurutnya kegiatan ini menjadi pondasi dalam menanamkan nasionalisme kepada pemuda sebagai penerus bangsa. (Agus Riyanto/Mahbib)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua