Daerah

Tak Sabar Tonton 'Sang Kiai'

NU Online  Ā·  Ahad, 19 Mei 2013 | 14:40 WIB

Surabaya, NU Online
Film 'Sang Kiai' benar-benar dinanti warga nahdliyin. Hal itu terbaca dari antusiasme masyarakat baik muda maupun tua. Seperti di Surabaya, Sabtu (18/5), ratusan siswa SMP dan SMA Khadijah Surabaya begitu tak sabar ingin menyaksikan film tersebut.<>

Mereka pun menyambut kedatangan sutradara dan aktor aktris film "Sang Kiai" dengan histeria, seperti Ikranegara, Christine Hakim, Agus Condro dan sutradara Rako Prijanto yang datang ke Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU (YTPSNU) Khadijah Surabaya.

"Kapan diputar, waduh selak kepingin eruh (keburu ingin lihat),'' celetuk seorang siswi sembari merangsek mendekati para pemain film 'Sang Kiai'.

Gelaran dengan tajuk "Behind The Scene" yang diawali dengan menyaksikan cuplikan film "Sang Kiai" tersebut dihadiri Ketua Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial NU (YTPSNU) Khadijah Hj Khofifah Indar Parawansa, Nyai Hj Faridah Salahuddin Wahid (pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang) dan Sekjen DPP PKB H Imam Nahrawi.

Christine Hakim mengatakan, masyarakat semestinya malu dengan Mbah Hasyim (sebutan untuk Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari). Pasalnya, ujar dia, apa yang kita lakukan sekarang tidak ada apa-apanya jika dibanding dengan Mbah Hasyim.

"Mbah Hasyim tidak hanya menderita akibat penjajahan, melainkan Mbah Hasyim juga pernah menderita kelaparan akibat penjajah memblokade jalur distribusi makanan kepada pribumi. Buktinya, Nyai Kapu pernah menjual kain batik untuk membeli beras," tuturnya.

Menurut dia, Mbah Hasyim bukan hanya milik NU, tapi milik bangsa dan negara, bahkan dunia.Ā 

Aktor Agus Kuncoro yang memerankan KH Wahid Hasyim (ayahanda mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur) menyatakan, jika tidak menonton film 'Sang Kiai' maka akan rugi.

"Kalau nonton film ini, kalian akan bangga menjadi warga NU dan bangga menjadi orang Indonesia," kepada para siswa-siswi Ā SMP-SMA Khadijah.

Usai dari YTPSNU Khadijah, diskusi dilanjutkan sore harinya di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sama seperti sebelumnya, di tempat ini antusiasme mahasiswa dan civitas akademika setempat cukup besar.



Redaktur Ā  Ā : A. Khoirul Anam
Kontributor: Maulana