Palembang, NU Online
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan Forum Silaturahmi Pengembangan Pesantren dan Wirausaha (FSP2W) Sumatera Selatan (Sumsel) pada acara Ziyarah Palembang Darussalam dan Rembug Wirausaha Pesantren (07/04) lalu, FSP2W Sumsel bersama Pengurus Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten OKU Timur dan Koperasi Kalijaga menyelenggarakan halaqah pesantreneurship.<>
Acara diselenggarakan di Pesantren Nurul Huda Sukaraja, Buay Madang, Kabupaten OKU Timur, pada Rabu (17/04) dengan mengundang para santri pengurus asrama beberapa pesantren dan remaja masjid musholla sekitar lokasi kegiatan.
Pengasuh Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang juga Rais Syuriyah PCNU OKU Timur, KH Affandi dalam sambutan pembukaannya menegaskan tentang pentingnya keseimbangan hidup baik di dunia dan akhirat dimana santri dan pesantren menjadi teladannya.
“Dan carilah dalam apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dalam bentuk kampung akherat tetapi janganlah kamu lupa akan nasibmu di dunia, demikian seruan Al Qur’an. Ini tugas para santri untuk menebarkan keteladanan akan nilai-nilai keseimbangan dalam Islam,” terang kiai keturunan transmigran Jawa di Belitang, Sumsel, ini.
Selain itu kiai yang merintis PP Nurul Huda Sukaraja sejak jumlah santri hanya sepuluh orang hingga kini mengajar lebih dari seribu santri ini juga menegaskan pentingnya peranan dan fungsi koperasi dalam mengembangkan perekonomian pesantren. Karena koperasi adalah soko guru ekonomi yang khas bangsa dan otomatis juga senilai senafas dengan watak budaya pesantren.
“Kuncinya adalah musyawarah dan kebersamaan. Apalagi ini urusan ekonomi atau keuangan yang cukup sensitif. Apabila tidak kompak, tentu berpotensi masalah dan musibah. Makanya amanah dan kebersamaan itu harus diteladankan. Jangan malah ribut gara-gara urusan dunia,” pungkas kiai yang juga termasuk angkatan pertama alumni Pesantren Sriwangi, OKU Timur yang melanjutkan studi ke Pesantren Lirboyo Kediri ini.
Ketua FSP2W Sumsel, Imam Busyro, dalam Materi Muqaddimah Pesantreneurship tentang pentingnya mengintegrasikan potensi dampar atau pendidikan dengan mimbar atau organisasi dengan pasar atau dunia usaha. Ini perjuangan santri dan orientasinya bagaimana bersatu melakukan shilaturahmi, lalu shilatul ‘amal dan kemudian shilatul maal. Jadi dari kekeluargaan ke kewirausahaan lalu kekeuntungan bersama.
“Kalau kita telaah, nilai-nilai kekeluargaan dan pergaulan dalam dunia pesantren bukanlah nilai-nilai individualis atau seperti yang sering disebut kapitalisme dan liberalisme itu. Justru nilai-nilai berorientasi sosial adalah yang jadi utama. Ini keteladanan yang harus diperjuangkan,” pungkas pria yang juga Sekretaris Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Sumsel ini.
Sementara tiga buah materi inti dalam kegiatan halaqoh ini adalah Materi Pengembangan Manajemen Berbasis Pesantren yang disampaikan oleh Ketua Koperasi Kalijaga, Dedy Mardiansyah, Materi Usaha Ekonomi Pesantren oleh Manajer Koperasi Kalijaga, Grand Abdul Hakim, dan, Materi Budidaya Jamur Tiram oleh pengusaha jamur tiram Desa Sukaraja, Ahmad Supangat.
Dalam ketiga materi yang disampaikan, pertanyaan peserta tampak lebih banyak kepada materi Budidaya Jamur Tiram. Apalagi narasumber yang notabene alumni Pesantren Nurul Huda Sukaraja ini membuka diri untuk dapat diakses oleh peserta Halaqoh.
“Kalau saya dulu waktu merintis usaha ini susah sekali rasanya, bahkan ketika saya sampaikan niat saya untuk belajar kepada beberapa ahli, semuanya menyebut biaya untuk belajar. Yang paling murah dua juta. Akhirnya saya otodidak dan alhamdulillah dapat berhasil makanya tekad saya justru mengajak para santri lain untuk dapat mudah belajar usaha ini,” pungkasnya.
Terkait rencana tindak lanjut, Sekretaris FS2W Sumsel, Ahmad Taufiq Yuliantoro, menyatakan bahwa dengan pola jaringan dan kemitraan akan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan secara lebih fokus dan berkelanjutan.
“Kita upayakan masing-masing pesantren induk untuk dapat melakukan pendataan potensi di lingkungannya termasuk pesantren-pesantren terdekat. Lalu kita evaluasi dan hasilnya itulah yang akan kita tekankan dalam pelatihan. Apakah manajemen usaha, pengimpunan dana, pemasaran atau pengembangan usaha tertentu seperti budidaya jamur tiram ini,” lanjut putera sulung salah satu tokoh pejuang NU dan pesantren Sumsel, almarhum KH Sholeh Hasan, ini.
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
5
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua