Daerah

Songsong Ramadhan, MUI Tuntut Tutup Tempat Maksiat

NU Online  ·  Jumat, 29 Juli 2011 | 03:37 WIB

Jember, NU Online
Untuk menyongsong hadirnya bulan Ramadhan, MUI Situbondo menyebar ribuan selebaran. Selebaran tersebut ditabur sendiri oleh pengurus teras MUI setempat. Tidak hanya di jalan raya, tapi juga di terminal, bahkan eks lokalisasi Gunung Sampan di desa Kotakan, Kec. Situbondo, Kab. Situbondo, juga tak luput dari penyebaran selebaran itu.

Inti selebaran tersebut, pihak MUI meminta aparat proaktif untuk menutup  tempat-tempat maksiat selama bulan puasa. Baik yang digunakan untuk  perbuatan mesum maupun pesta narkoba dan minum-minuman keras. “Selama bulan puasa kami mohon agar tempat-tempat itu ditutup sementara,” pesan Ketua MUI Sitbndo, KH Syaiful.
<>
MUI juga mewanti-wanti  agar  warung sebisa mungkin tidak buka di siang hari, tapi menjelang saat berbuka puasa. Kalaupun terpaksa buka siang hari untuk mengantisipasi para musafir, maka tidak boleh terlalu vulgar.  “Ini untuk menghormati yang puasa,” terang KH Syaiful.

Sedangkan kepada pihak sekolah, KH Syaiful  menghimbau ikut memantau pelaksanaan puasa anak didiknya. Guru tidak hanya menjejali anak didik dengan kegiatan formal seperti pesantren Ramadhan dan sebagainya, tapi juga mengawasi puasa mereka. Kalau perlu, guru harus memberikan reward kepada anak didik yang bisa berpuasa dengan sempurna. “Sebaliknya kalau ketahuan ada anak didik tidak puasa, perlu dikasih sanksi,” jelasnya.

Yang menarik, MUI juga menghimbau agar para imam dan peserta tadarus harus menjaga kesejukan dan kenyamanan warga di bulan Ramadhan. Untuk itu, peserta tadarus diharapkan tidak perlu menyetel speaker terlalu keras agar tidak mengganggu warga yang perlu isitrahat. “Ini semua demi kenyamanan bersama. Yang ngaji tenang, yang mendengarkan juga senang,” ujarnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Aryudi A Razaq