Soal Puasa Ramadhan, Baiknya Ikuti Ketetapan Pemerintah
NU Online · Ahad, 29 Mei 2016 | 15:00 WIB
Pengasuh Pesantren Al-Wustho Pringsewu KH Ahmad Nasihin mengajak segenap warga Pringsewu untuk mengikuti ketetapan pemerintah terkait awal pelaksanaan puasa Ramadhan. Menurutnya, mengikuti ketetapan pemerintah adalah sebuah kewajiban.
"Lebih wajib dan hak mengikuti Ketetapan Pemerintah dalam mengawali puasa Ramadhan," kata Kiai Nasihin, Ahad (29/5).
Keputusan pemerintah melalui Kementerian Agama RI dalam mengawali Ramadhan tidak dilakukan secara asal-asalan. Semua proses pengambilan keputusan yang dilakukan melalui sidang itsbat didasarkan pada perhitungan yang komprehensif dengan menggunakan teknologi dan kaidah-kaidah yang disyariatkan agama.
"Kita sebagai rakyat gampang. Tinggal mengikuti saja," kata Wakil Rais Syuriyah MWCNU Pringsewu ini di depan Jamaah Ngaji Ahad Pagi (Jihad Pagi) di Gedung NU Pringsewu.
Terkait dengan sebagian masyarakat yang masih mengedepankan hisab ataupun hitungan lain semisal pasang surut air laut, Kiai Nasihin mengatakan bahwa hal tersebut tidak bisa dijadikan hukum dan patokan tetap.
"Rasulullah jelas memerintahkan untuk melakukan rukyah karena ketetapan menggunakan hisab sering terjadi meleset," tambahnya.
Kiai Nasihin menceritakan bahwa dalam berpusa Rasulullah selalu melakukan rukyah. "Hasilnya selama 11 tahun berpuasa Ramadhan, Rasulullah melakukan 7 kali puasa dengan hitungan 29 hari dan 4 kali puasa dengan hitungan 30 hari. Tidak ada puasa Ramadhan sebanyak 28 atau 31 hari," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut juga Ia menjelaskan berbagai macam hukum terkait Fiqh Puasa sebagai modal ilmu dalam melaksanakan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Apa itu puasa, apa saja yang membatalkannya, siapa yang wajib melakukannya, kapan dimulainya dijelaskan dengan rinci dengan referensi berbagai macam kitab oleh alumni Pesantren Leler Banyumas ini.
"Setiap orang beramal tidak didasari oleh ilmu, maka amalnya tidak akan diterima oleh Allah SWT," pungkasnya mengutip sebuah maqolah ulama.
Ia memotivasi para jamaah untuk terus memperdalam ilmu dalam melakukan segala bentuk amal ibadah. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
4
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
5
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua