SMA Walisongo Ketanggungan Bentuk Karakter Aswaja di Kalangan Pelajar
NU Online · Selasa, 16 Mei 2017 | 15:02 WIB
Menjadi pelestari Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) ala Nahdlatul Ulama (NU) merupakan tekad awal mendirikan SMA Walisongo Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Apapun rintangan akan dihadapi dengan tenang dan ikhtiar maksimal demi tegaknya Aswaja di bumi Brebes.
“Para pendiri berkeyakinan melestarikan Aswaja bisa lewat pendidikan,” kata Kepala SMA Walisongo Achmad Amin saat berbincang dengan NU Online di ruang kerjanya, Selasa (16/5).
Upaya yang ditempuh adalah mempertahankan jenjang pendidikan SMA, kata Amin, untuk menampung anak-anak NU agar tetap pada jalur Aswaja. Karena diyakini, di sekolah-sekolah yang bukan NU dipastikan tidak diajarkan tentang ke-NUan dan keaswajaan.
Sekolah ini berdiri sejak 7 Juni 1983 yang didanai dari wakaf pengurus MWCNU Ketanggungan saat itu, antara lain H Shaleh Abdullah, H Burhanudin Muhtadi, KH Muhidin dan lain-lain. Sekolah ini untuk mewadahi para siswa di Ketanggungan yang saat itu tidak ada sekolah negeri. “Untuk sekolah SMA, anak-anak Ketanggungan harus pergi ke Banjarharjo atau Tanjung, maka pengurus sepakat mendirikan SMA,” katanya.
Awalnya, sekolah yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman 87 Ketanggungan ini menempati gedung MDA Muta‘allimin Muta‘allimat (MTM).
Untuk menjadi sekolah unggul dan berhaluan Aswaja, sekolah yang memiliki luas tanah 3.565 meter persegi dengan luas bangunan 450 meter persegi melakukan berbagai pembiasaan. Antara lain siswa kelas XI dan XII tadarus Al-Quran dengan sistem setor. Sedangkan peserta kelas IX menghafal surat-surat pendek. Tidak hanya itu, setiap Jumat Kliwon digelar istighotsah, pembacaan Barzanji, serta shalat Dhuha dan shalat Zuhur berjamaah.
Dengan digawangi 25 orang guru, sekolah yang memiliki 202 siswa yang terbagi atas jurusan IPA dan IPS senantiasa meningkatkan kualitas peserta didik dan juga pendidik serta tenaga kependidikan.
Tahun ini, lanjut Amin, telah melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dengan hasil lulus 100 persen.
Amin mengatakan, bagi lulusan SMA Walisongo memiliki dua peluang yakni boleh kerja atau melanjutkan kuliah. Untuk bekerja, sekolah telah melakukan kerja sama dengan perusahaan di Malaysia di perusahaan elektronik. “Sudah ada 35 siswa SMA Walisongo yang bekerja di perusahaan Malaysia,” ujarnya.
Di SMA Walisongo juga telah dibuka UPBJJ-UT dengan berbagai jurusan yang kini telah memiliki 12 kelas. (Wasdiun/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
3
Pengetahuan tentang HKSR Jadi Kunci Cegah Kekerasan Seksual, Begini Penjelasannya
4
Bukan Hanya Kiai, Mustasyar PBNU: Dakwah Tanggung Jawab Setiap Muslim
5
Fatwa Haram Tak Cukup, Negara Harus Bantu Atasi Akar Ekonomi di Balik Sound Horeg
6
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
Terkini
Lihat Semua