Daerah

Sinergi Pesantren, TNI dan Polri, Cegah Radikalisme Pelajar

NU Online  ·  Ahad, 15 Juli 2018 | 04:00 WIB

Sinergi Pesantren, TNI dan Polri, Cegah  Radikalisme Pelajar

Pembinaan pelajar dan santri di Pesantren Al Falah Brebes

Brebes, NU Online
Yayasan Pondok Pesantren Modern (YPPM) Al Falah Desa Jatirokeh, Kecamatan, Songgom, Kabupaten Brebes Jawa Tengah bersinergi dengan TNI dan Polri cegah radikalisme dalam agenda Masa Orientasi Santri (MOS). Pasalnya, penanaman nilai nilai kebangsaan sejak dini dengan mendatangkan langsung nara sumber yang berkompeten sangat menarik hati santri.

Pengasuh YPPM Al Falah KH Nasrudin menjelaskan, saat ini krisis tengah dihadapi bangsa Indonesia berupa problematika multidimensional yang melanda akal, perilaku dan karakter pemuda Indonesia. 

"Pergaulan bebas, Narkoba dan Radikalisme serta Terorisme amat berbahaya. Hal ini menuntut peran serta santri sebagai pembawa pesan Islam yang rahmatan lil alamin dan juga penjaga moral," ujar Kiai Nasrudin di sela kegiatan, Sabtu (14/7).

Menurut Kiai Nasrudin, santri dengan model pendidikan yang akomodatif terhadap perkembangan segala zaman dinilai memiliki peran yang sangat signifikan. Santri dan pesantren adalah benteng terakhir pertahanan budaya, kearifan lokal dan pendidikan agama.

Ketua Panitia M Andi Hakim menjelaskan, pihaknya sengaja melibatkan TNI dan Polri pada kegiatan MOS kali ini. Karena melalui penanaman kecintaan terhadap NKRI dan pemahaman Islam Moderat akan mampu menjadi benteng kokoh menangkal pemahaman fundamentalis-radikalis di kalangan pelajar. Sehingga visi melestarikan warisan para pendiri bangsa ini mampu diwujudkan.

Andi yang juga peneliti LP2M UIN Walisongo Semarang melanjutkan, MOS berlangsung selama tiga hari (12-14/07). Kegitan tersebut mendapatkan antusiasme ribuan santri. 

Danramil 17/Songgom, Kapten Arm Jupriyadi memberikan motivasi bagi santri baru bahwa NKRI adalah harga mati. Bahwa saat ini banyak sekelompok orang yang ingin menggerogoti keutuhan negara, melalui Brain Washing khususnya kepada pelajar. 

"Jihad sektoral-personal kini lebih dikampanyekan oleh jihadis ini, yakni amaliyah yang bisa dilakukan kapan pun dan oleh siapa pun, dengan senjata apa pun, sehingga kita patut waspada," tegasnya.

Senada dengan itu, Kanit Binmas Polsek Songgom Aiptu Cecep Subarkah membenarkan gentingnya permasalahan tersebut. Menurutnya, santri haruslah cerdas dan melek informasi, karena banyaknya gempuran informasi Hoaks yang seringkali menyulut konflik atas nama agama. 

"Kewaspadaan ini perlu dilakukan, bersama segenap guru dan pengasuh pesantren, agar santri tidak mudah digiring pada arus opini publik yang cenderung menyesatkan dan berbahaya," pungkasnya. (Wasdiun/Muiz)