Daerah

Siapkan Konsep Rekrutmen Banser, Ansor Jateng Bakal Hadiri Konbes Ke-23 di Minahasa 

Sen, 24 Agustus 2020 | 04:30 WIB

Siapkan Konsep Rekrutmen Banser, Ansor Jateng Bakal Hadiri Konbes Ke-23 di Minahasa 

Wakil ketua PW GP Ansor Jateng Sidqon Wibowo (Foto: NU Online/Samsul Huda)

Semarang, NU Online 

Pimpanan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah siap mengikuti  Konferensi Besar (Konbes) ke-23 GP Ansor yang dijadwalkan akan berlangsung di Minahasa Sulawesi Utara September mendatang.

 

Wakil ketua PW GP Ansor Jateng Sidqon Wibowo  mengatakan, untuk mengikuti forum itu Jateng sudah lama menyiapkan berbagai usulan, di antaranya  tentang  perubahan sistem dan mekanisme rekrutmen anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

 

"Usulan itu sudah lama disiapkan dan akan diperjuangkan di arena Konbes Ke-23 yang semula dijadwalkan akan dilaksanakan di Rembang, Jawa Tengah 17-18 Maret lalu, namun diundur karena pandemi Covid 19," kata Gus Sidqon kepada NU Online di Semarang, Ahad (23/8).

 

Dikatakan, informasi yang diperoleh dari PP GP Ansor menyebutkan, Konbes akan digelar September mendatang, tempatnya digeser ke Minahasa Sulut. Pesertanya dibatasi, hanya ketua pimpinan wilayah saja yang diundang. 

 

Ketua PW GP Ansor Jateng H Sholahudin Aly menyatakan siap mengikuti agenda Konbes  dirinya sudah menyiapkan konsep terkait usulan perubahan sistem rekrutmen anggota Banser. Hal ini sebagai langkah antisipatif sehubungan dengan pesatnya dinamika masyarakat dan kian kompleksnya tantangan yang dihadapi Ansor, NU, dan bangsa Indonesia.


"Untuk mengimbangi dinamika itu dibutuhkan sosok dan figur kader inti Ansor yang berkarakter kuat. Untuk mendapatkan postur kader yang seperti itu maka mulai sejak proses rekrutmen harus dilakukan dengan ketat," tegasnya.

 

Dia menambahkan, usulan kongkrit Ansor Jateng adalah proses rekrutmen Banser mekanismenya dibalik. Selama ini proses rekrutmen Banser melalui pintu Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Banser. 

 

Warga NU ketika lulus dari Diklatsar itu ujarnya, langsung menjadi kader inti. Dampaknya nilai dan kualitas loyalitas terhadap pimpinan Ansor tidak sekuat loyalitasnya terhadap pimpinan Banser, padahal institusi Banser adalah  bagian dari organisasi Ansor.

 

"Oleh karena itu mekanisme rekrutmen kader inti Ansor perlu  diubah, sebelum mengikuti Diklatsar Banser, kader Ansor harus mengikuti Pendidikan Kader Dasar (PKD) Ansor dan dinyatakan lulus baru bisa ikut Banser. Harus menjadi kader Ansor dulu baru dipilih menjadi kader inti Ansor melalui Diklatsar," tuturnya.

 

Dengan mendahulukan PKD sambungnya,  maka kader inti Ansor yakni Banser telah tertanam kualitas loyalitasnya terhadap pimpinan Ansor di semua tingkatan. Ini gagasan dan usulan logis yang akan diperjuangkan di arena Konbes bulan depan. 

 

"Saya berharap gagasan ini akan didukung dan menjadi keputusan Konbes Ansor," ungkapnya.  

 

Gus Sholah mengatakan, usulan itu telah disosialisasikan ke sejumlah PW GP Ansor di tanah air, ada yang setuju dan ada yang tidak setuju dengan berbagai argumentasi.

 

"Ini sesuatu yang wajar, yang jelas Jateng akan berupaya keras menggolkan gagasan itu agar menjadi salah satu keputusan Konbes," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz