Klaten, NU Online
Lantunan shalawat terdengar merdu, menambah syahdu suasana pagi di lapangan Desa Gunung Gajah, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Ahad (10/4). Berbagai syair maddah dan shalawat, pujian kepada sang rasul, dibaca oleh sang pelantun diiringi rebana, layaknya acara sholawatan pada umumnya.
Yang unik dan berbeda, lantunan shalawat tersebut dipadukan dengan gerakan koreografi pencak silat. Alhasil, terciptalah sebuah seni pencak silat berpadu mesra dengan shalawat bernama: Shalawat Manggala Nusa.
Menurut salah satu pengurus Majelis Pendekar Pagar Nusa Klaten, Iman Widodo, acara sholawat dengan sajian beragam pertunjukan silat ini adalah pertama kali di Klaten. “Umumnya majelis sholawat yang ada, diiringi zapin atau tarian sufi, kini kami mencoba kombinasikan dengan diiringi tarian rampak pencak Pagar Nusa,” kata Iman, di sela acara.
Melalui kreativitas ini pula, para pendekar Pagar Nusa hendak mengemas pencak silat menjadi sebuah pertunjukan yang apik serta dekat dengan tradisi masyarakat setempat.
Ditambahkan Iman, kegiatan bertajuk “Gebyar Pencak Sholawat” ini diselenggarakan bersamaan dengan peresmian Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Ranting di Gunung Gajah, Bayat.
Sementara itu, salah satu perwakilan IPSI Klaten, Tonang, dalam sambutannya beliau ikut mendukung kiprah Pagar Nusa di desa Gunung Gajah maupun di tempat yang lain. “Dengan sekuat kemampuan kami akan selalu membantu dan mendukung pergerakan Pagar Nusa di Klaten,” terang sekretaris IPSI Klaten itu.
Acara yang diikuti ratusan pesilat dari berbagai daaerah tersebut, berlangsung mulai dari pukul 08.00 WIB sampai menjelang dzuhur. Penutupan ditandai dengan gerakan kolosal yang dilakukan oleh semua pesilat Pagar Nusa yang hadir dalam kesempatan itu. (Ajie Najmuddin/Fathoni)