Jombang, NU Online
Tugas berat masih harus diemban para santri yang telah merampungkan studi di lembaga pendidikan formal. Mereka harus memastikan bahwa kebaikan selama di pesantren khususnya ajaran Ahlussunnah wal Jam’ah (Aswaja)dapat tersebar di lingkungan mereka berada.
“Ada tiga hal yang ingin saya ingatkan kepada kalian yang hari ini mengikuti wisuda,” kata H Mujtahidir Ridho, Ahad (29/4). Hal tersebut disampaikannya pada Tasyakuran Kelas Akhir Madrasah Aliyah Unggulan KH Abdul Wahab Hasbulloh (MAUWH) Tambakberas, Jombang, Jawa Timur.
Tiga hal tersebut adalah bahwa para alumni harus tetap berada di jalan yang benar. “Jangan pernah berhenti berjuang,” kata Gus Edo, sapaan akrabnya sebagai penasihat MAUWH.
Bahkan para alumni yang tidak melakukan apa-apa selama berada di masyarakat sebagai kalangan yang berdosa. “Justru ilmu yang telah kalian dapat selama di sekolah dan pesantren harus terus dikembangkan,” kata mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) ini.
Pesan berikutnya adalah bahwa mereka yang mendapat kesempatan untuk kuliah hendaknya tidak takut. “Karena kalian adalah telah siap dengan bekal pemahaman dan amaliah Aswaja yang tertanam selama berada di sekolah dan pesantren,” katanya.
Justru inilah kesempatan untuk meyakinkan berbagai kalangan, terutama yang memiliki ideologi berbeda untuk berdialog dan membawa mereka kepada pemahaman Islam yang benar. “Kalian harus siap menghadapi, sekaligus memastikan memiliki pandangan yang sesugguhnya tentang Islam di Nusantara ini,” tegasnya.
Sedangkan pesan ketiga adalah para alumni harus terus berbuat baik. “Karena kebaikan yang dilakukan, pada hakikatnya akan kembali kepada kalian,” katanya.
Tasyakuran kelas akhir atau muwaada’ah MAUWH berlangsung di aula Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Hadir sebagai pembicara utama yakni Prof DR H Abdul Haris yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. (Ibnu Nawawi)