Daerah

Semarak Harlah Ke-95 NU di Gang Sempit Jakarta

Sen, 1 Februari 2021 | 12:15 WIB

Semarak Harlah Ke-95 NU di Gang Sempit Jakarta

Banner ucapan Harlah ke-95 NU di Cipinang Besar, Jakarta Timur. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Kelurahan Cipinang Besar Utara turut menyemarakkan Hari Lahir (Harlah) ke-95 NU dengan menggelar lailatul ijtima’ di Masjid Al-Maghfiroh, RT06/RW04, pada Ahad (31/1) malam. Masjid tersebut berlokasi di gang sempit Jakarta. Sehari sebelumnya, Sabtu (30/1), juga dipasang berbagai bendera dan spanduk ucapan Harlah NU di sepanjang Jalan Raya Prumpung.

 

Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, acara tersebut dikemas secara sederhana dan terbatas dengan mengikuti aturan protokol kesehatan yang ketat. Hal ini berdasarkan rilis yang diterima NU Online, rangkaian acara dimulai dengan shalat Isya berjamaah sekaligus pembukaan oleh Rais Syuriyah Cipinang Besar Utara KH Bahrul Ilmi.

 

Lalu dilanjutkan dengan pembacaan yasin dan tahlil yang dipimpin oleh KH Ahmad Mansyuri. Acara berakhir dengan doa dan ramah tamah. Turut hadir pula tokoh masyarakat setempat, yakni KH Junaidi Sudaryo dan Ustadz Suyuthi. Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Jatinegara yang mewakili PRNU se-Jatinegara dan perwakilan dari Forum Asatidz Cipinang Besar Utara juga hadir. 

 

Ketua Tanfidziyah PRNU Cipinang Besar Utara KH Ade Hermawan, pada sambutannya, menjabarkan sejarah singkat lahirnya NU. Mulai dari Komite Hijaz hingga tantangan-tantangan yang harus dihadapi di era milenial seperti sekarang ini.

 

 

"Saya berharap Nahdliyin di wilayah Cipinang Besar Utara ini agar terus kompak menjaga dan meneruskan perjuangan para muassis (pendiri) Nahdlatul Ulama," kata Kiai Ade.

 

Sementara itu, salah seorang cucu ulama kenamaan di Tanah Betawi Guru Marzuki yakni KH Fiqri Junaidi menyampaikan mauidzoh hasanah. Pada kesempatan itu, ia berpesan agar warga NU harus terus berperan aktif mengenalkan ulama-ulama lokal kepada generasi saat ini. Hal tersebut bertujuan agar menjadi awal tonggak cinta dan sekaligus mengambil berkah para ulama.

 

"Sekarang bukan lagi kebangkitan NU yang perlu dijaga, tapi lebih pada mempertahankan amaliyah NU sendiri yang mulai terkikis," lanjutnya.

 

Acara berlangsung khidmat dalam suasana kekeluargaan dan ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin KH Saiful Rahman MD. Ungkapan terima kasih juga disampaikan panitia kepada Banser Jatinegara atas bantuan pengamanan, sehingga acara berjalan tetap mengikuti protokol kesehatan.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan