Daerah

Semangat Kenang Gus Dur, Warga Bojonegoro Adakan Festival Jedoran

NU Online  Ā·  Selasa, 8 Januari 2019 | 06:00 WIB

Bojonegoro, NU Online
Rangkaian haul ke-9 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dimeriahkan oleh sejumlah kegiatan. Termasuk festival jedoran sebagai upaya melestarikan dan semangat kalangan muda maupun tua mengenang pemikiran Gus Dur.

Agenda yang berlangsung di halaman kantor PCNU Bojonegoro, Senin (7/1) malam itu diikuti beberapa grup jedoran, di antaranya Al-Hidayah asal Desa Tlogohaji, Al-Hikmah dari Desa Wedi dan Al-Ikhsan asal Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.

"Panitia berinisiatif untuk merawat tradisi-tradisi mulia yang mulai ditinggalkan, sesuai dengan 9 nilai utama GUSDURian, yakni kearifan lokal," kata Koordinator Jaringan Gusdurian Bojonegoro, Hery Santoso.

Kaji Heri panggilan akrabnya menuturkan, kalau hari biasa kantor PCNU hanya ada sepeda motor terparkir, tapi sekarang ini berbeda karena ada suara jedoran yang telah lama nyaris susah didengar kembali.

"Di antara rangkaian haul Gus Dur di Bojonegoro yakni parade jedor yang diadakan pada malam hari ini. Ini cara kita untuk melestarikan budaya yang terancam punah," tuturnya.

Acara yang menjadi rangkaian peringatan Haul Gus Dur ke 9 itu menyejukkan malam di Kota Bojonegoro. Sejak pukul 19.30 WIB hingga 23.30 WIB. Gusdurian Bojonegoro bersama elemen masyarakat, NGO, dan ormas yang ada di Kabupaten Bojonegoro mengadakan beberapa kegiatan dari tanggal 3-9 Januari 2019.

Dalam acara parade jedoran tersebut juga dihadiri tokoh NU Kabupaten Bojonegoro, Khoirur Rosyid. Pegawai kementerian agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro itu begitu menikmati suara jedoran yang mulai jarang ditemukannya.

"Menikmati gamelan jedoran, karena tidak semua tempat ada jedoran. Ini perlu dikembangkan dan dilestarikan," pungkas aktivis NU yang akrab dipanggil Cak Onk. (M. Yazid/Fathoni)