Daerah

Selama Ramadhan, Pesantren Tremas Kirimkan 104 Santri Dakwah ke Desa

NU Online  ·  Sabtu, 4 Juni 2016 | 15:09 WIB

Pacitan, NU Online
Selama bulan Ramadhan, Pesantren Tremas Kabupaten Pacitan menerjunkan sedikitnya 104 santri. Mereka merupakan santri lulusan Madrasah Aliyah Salafiyah Muadalah yang diwisuda sepekan lalu (27/5). Mereka akan melaksanakan tugas wajib Dakwah Bil Hal selama satu bulan penuh.

Mereka disebar ke tiap desa di seluruh wilayah kecamatan di Pacitan dan beberapa daerah di Wonogiri seperti Giritontro, Pracimantoro, Paranggupito, Baturetno, Karangtengah, dan Ngadirojo. Satu santri menempati satu masjid atau mushala. Mereka akan berdakwah di tempat-tempat terpencil yang masih minus pengetahuan agamanya.

Rais Ma’hadiyah Pesantren Tremas KH Achid Turmudzi mengatakan, para santri dakwah bil hal telah dibekali dengan berbagai keilmuan dan kemampuan sehingga mereka benar-benar siap diterjunkan untuk belajar bermasyarat.

“Karena itu anak-anak harus siap mental. Kepada siapapun harus siap mental. Jangan menjadi orang yang minder,” pesan Kiai Achid saat acara pelepasan program dakwah bil hal, Sabtu (4/6) pagi.

Selama di daerah, mereka akan menjalankan tugas antara lain menjadi imam shalat lima waktu, tarawih, memberikan ceramah dan pengajian, mengurus pelaksanaan zakat fitrah dan bersosialisasi dengan masyarakat. Mereka juga akan melayani pertanyaan masyarakat perihal permasalahan agama.

Lebih luas Kiai Achid mengatakan, melalui program dakwah bil hal ini para santri membawa dua buah misi dari pesantren Tremas, yaitu misi belajar bermasyarakat dan misi mengenalkan dunia pesantren kepada masyarakat luas.

“Selain belajar bermasyarakat, kalian harus ikut menyuarakan dan mengajak kepada masyarakat untuk lebih mengenal pesantren. Kalian harus mendorong masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya ke pesantren,” katanya.

Selama berada di tempat Dakwah Bil Hal, pesan Kiai Achid, para santri harus tetap menjaga nama baik pesantren Tremas, dengan selalu bertutur kata yang baik dan berakhlak yang baik.

“Kalau kalian bisa mengajak satu orang saja untuk menjadi baik, maka itu merupakan tiket bagi kalian, dan itu merupakan sebuah keberhasilan,” pungkasnya.

Ketua Panitia Ustadz Joko Margiono mengatakan, program Dakwah bil Hal dimulai sejak tanggal 28 Sya’ban hingga tanggal 2 Syawwal 1437 H. Selama berada di tempat dakwah para santri diminta untuk aktif berkomunikasi dengan tuan rumah dan koordinator masing-masing wilayah dakwah.

“Pesan kami, selalu berkomunikasi yang baik. Sebab mereka belum sepenuhnya mengenal kalian,” jelasnya.

Program wajib Dakwah Bil Hal bagi lulusan pesantren Tremas telah dilakukan sejak awal tahun 2000. Program itu sebagai wahana melatih santri agar kelak dapat benar-benar siap terjun dan mengabdi kepada masyarakat di daerah asal masing-masing.

Tantangan yang sering dihadapi santri antara lain, mereka ditempatkan di sebuah desa yang letak geografisnya jauh dari keramaian, dan  kurangnya sarana transportasi serta komunikasi yang memadai. Namun demikian mereka harus tetap siap menghadapinya. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)