Bekasi, NU Online
Wakil Ketua Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Bekasi, Ahmed Fauzi menegaskan perlunya sekolah-sekolah umum meniru pola pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren. Sebab, kedekatan emosional antara murid dan guru seperti yang terjadi pesantren, akan melahirkan “bimbingan” yang mengarah pada pembentukan karakter murid.
“Dari situ kemudiana akhlak terbangun, bagaimana cara meghormati guru, orang tua dan dan sebagainya,” tukasnya kepada NU Online di sela-sela sebuah acara di Sekretariat PC IPNU Kota Bekasi, Jalan Veteran 22, Margajaya, Bekasi Selatan, Selasa (18/9).
Selain itu, lanjut Fauzi, pola jejaring keilmuan ala pesantren akan sangat jelas, sehingga ilmunya nanti bisa dipertanggungjawabkan. Karena kedekatannya, kehidupan sang murid lebih mudah dikontrol, dan itu artinya dapat mengurangi dampak tawuran antar pelajar.
“Selama ini saya belum pernah tuh mendengar ada tawuran antarsantri,” kata founder Forum Bedah Cinema (FBC), Ciputat ini.
Fauzi mengaku risau dengan kecenderungan pelajar yang seolah tidak bisa dipisahkan dengan gadget. Sebab, akses ke media sosial yang tanpa batas tentu bisa menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan dalam pembentuan karakter pelajar. Namun jika hubungan guru dan murid cukup dekat, ekses negatif media sosal bisa dikurangi.
“Tugas utama pelajar ya belajar.Tapi bukan berarti, dilarang untuk berselancar di media sosial. Hanya saja, penggunaannya akan lebih terarah jika hubungan guru dan muid cukup dekat seperti di pesantren,” tutup pria asal Jatiasih ini (Arul/Aryudi AR).