Daerah

Sekolah Digital, Solusi Pesantren Al-Aqobah Jombang Hadapi Covid-19

Kam, 26 Maret 2020 | 01:30 WIB

Sekolah Digital, Solusi Pesantren Al-Aqobah Jombang Hadapi Covid-19

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Aqobah H Akhmad Kanzul Fikri. (Foto:Istimewa)

Jombang, NU Online
Dalam ramai mencegah penyebaran wabah virus corona atau Covid-19, Pesantren Al-Aqobah Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur tidak memutus aktivitas pesantren. Kegiatan pembelajaran masih terus berjalan dengan menerapkan sekolah digital kepada para santrinya. Pesantren Al-Aqobah sendiri didirikan KH A Junaidi Hidayat.
 
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al-Aqobah H Akhmad Kanzul Fikri, pesantrennya sudah menerapkan model pembelajaran online. Sehingga saat wabah corona datang pesantren sudah siap secara materi dan santri pun terbiasa.
 
"Sebelum ada wabah, semua pembelajaran di Aqobah full akses wifi. Di sekolah sudah tanpa kitab fisik, tapi e-book. Di pondok juga ngaji digital, kitab-kitab kuning juga e-book," katanya kepada NU Online, Rabu (25/3).
 
Model pembelajarannya setiap siswa membawa satu laptop. Bagi yang tidak memiliki laptop maka disediakan komputer dari pondok. Setiap pagi pukul 07.00 WIB laptop para santri dibagikan. Sepanjang hari hingga jam 17.00 WIB siswa diizinkan membawa laptop. Setelah itu laptop dikumpulkan di pembina asrama.
 
"Jadi keuntungannya, saat virus corona datang tidak menganggu proses belajar kita," tambah pria yang juga salah satu pengurus Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jombang ini.
 
Khusus untuk menghadapi Covid-19 ini, Pesantren Aqobah mengambil kebijakan dengan memberi pilihan pada santri. Apakah tetap untuk tinggal di pondok atau pulang ke rumah.
 
Kebijakan ini berdasarkan pertimbangan ada sebagian wali santri yang nyaman jika putra-putrinya tetap di asrama hingga wabah ini hilang. Bagi yang tinggal di pondok akan tetap dipantau.
 
Bagi santri yang di pesantren maka diharuskan untuk mengikuti prosedur kesehatan yang ada. Semisal tidak boleh disambang dan harus selalu di pesantren kecuali hal penting. Pesantren juga membekali santri dengan hand sanitizer atau gel pembersih tangan.
 
"Kita berikan izin untuk wali santri yang menjemput putra-putrinya hingga dikembalikan awal Juli 2020," beber pria yang akrab disapa Gus Fikri ini.
 
Santri yang di rumah akan tetap lancar belajar lewat sistem sekolah digital ini. Seperti hari biasanya. Hanya bedanya saat ini harus diawasi orang tua di rumah. 
 
Baginya, hifzun nafs (menjaga nyawa) lebih diutamakan dari hifzul diin. Semua kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar juga dibatasi. Beberapa santri yang berasal dari luar Pulau Jawa masih menetap di asrama.
 
"Kita sebenarnya sejak setahun terakhir sudah menerapkan sekolah digital. Belajar menggunakan laptop. Jadi saat ada masalah kayak begini tidak terlalu sulit beradaptasi," tandas Gus Fikri.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin