Daerah

Cegah Corona, Pesantren Durrotu Aswaja Semarang Berlakukan Aturan Khusus

Rab, 25 Maret 2020 | 12:30 WIB

Cegah Corona, Pesantren Durrotu Aswaja Semarang Berlakukan Aturan Khusus

Penyemprotan disinfektan di asrama santri di Semarang (Foto: NU Online/Rifqi Hidayat)

Semarang , NU Online 
Pesantren Durrotu Ahlussunnah Waljamaah (PPDA) atau yang dikenal dengan PP Durrotu Aswaja yang terletak di Kampung Banaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah berlakukan aturan khusus untuk menjaga dari kemungkinan penyebaran virus corona disease (Covid-19).
 
Menurut pengasuh PPDA Kiai Agus Ramadhan, peraturan khusus tersebut diberlakukan untuk jangka waktu yang belum bisa ditentukan. "Adanya Corona ini membuat kita harus waspada, tapi juga harus tetap tenang. Jadi kami berlakukan aturan khusus yang menyesuaikan imbauan Pemerintah," kata Kiai Agus, Selasa (24/3).
 
Sekretaris Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kota Semarang ini mengungkapkan, para santri yang pada umumnya mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) telah mendapatkan kebijakan untuk mengikuti perkuliahan secara online yang sebagian dimanfaatkan untuk kembali berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.
 
"Yang sudah terlanjur pulang tidak boleh ke pondok, begitu juga sebaliknya santri yang di pondok jangan pulang terlebih dahulu," jelasnya.
 
Selain itu, kewaspadaan terhadap Corona juga berdampak pada berubahnya sejumlah kegiatan pesantren, salah satunya seminar bersama RMINU Kota Semarang sebagai salah satu rangkaian kegiatan 'Haflah Akhirussanah' harus dilaksanakan secara tertutup.
 
"Rencananya kita buat semarak dengan mengundang semua pesantren, tapi karena situasi tidak memungkinkan, jadi dilaksanakan secara tertutup, hanya santri sini (PPDA) saja yang ketempatan sebagai tuan rumah," ungkapnya.
 
Perizinan santri keluar pondok juga demikian. Biasanya pagi hingga sore para santri beraktivitas keluar untuk kuliah maupun untuk keperluan lain semisal ke pasar tanpa perlu izin. 
 
"Kali ini semua santri keluar dan masuk pondok harus dimonitor. Biasanya yang izin hanya keluar untuk kepentingan selain kuliah," bebernya.
 
Lurah Pondok putra Durrotu Aswaja, Muhammad Dinar Amin menegaskan hal senada. Sebelum memasuki kompleks pesantren harus mencuci tangan dengan sabun antiseptik yang tersedia di depan pintu masuk. 
 
Penyemprotan diulang lagi di seluruh ruang setelah kegiatan seminar semalam. Termasuk di dalam pondok putri di antaranya di lantai 1 sebelah timur terdapat 5 (lima) kamar (Al-Hakim, Ar-Rahman, As-Salam, An-Nur, Al-Baits), lantai 2 sebelah barat ada 2 (dua) kamar (Al-Hadi, Al-Jabar), lantai 2 sebelah timur terdapat 3 (tiga) kamar (An-Nafi, Al-Mujib, Al-Latif).
 
Kemudian lantai 3 timur ada 2 (dua) kamar dan 1 (satu) Aula (Al-Hafidz Besar, dan Al-Hafidz Kecil). Selanjutnya Kompleks Ndalem (Al-Karimah) terdapat 2 (dua) kamar, dan Kompleks Al-Muhayah ada 5  (lima) kamar Al-Muhayah. 
 
"Alhamdulillah sudah selesai sore ini," akunya.
 
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini melanjutkan, pihak pesantren secara mandiri telah menyediakan gel pembersih tangan (hand sanitizer) di ruang kelas, kamar, dan mushala, sedangkan sabun antiseptik terletak di beberapa ruas tertentu. 
 
"Kita sediakan sabun antiseptik di kamar mandi, tempat wudlu, dan beberapa lokasi yang tersedia keran air," bebernya.
 
Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz