Daerah

Sejarah Membuktikan, Sombong Berakhir Mengenaskan

NU Online  ·  Selasa, 12 Juni 2018 | 02:00 WIB

Jember, NU Online 
Janganlah menjadi orang sombong. Sebab kesombongan tak akan pernah mengantarkan seseorang pada kejayaan, namun justru menenggelamkannya di dasar jurang kehinaan. 

Pesan tersebut disampaikan oleh Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kalisat, KH Abd Rahman Al-Jambuany saat mengisi pengajian Ramadhan di Masjid Al Amaliah, Desa/Kecamatan Kalisat, Jember, Jawa Timur, Senin (11/6).

Menurutnya, betapa banyak catatan sejarah yang mengisahkan orang yang sombong ternyata ujung perjalanannya cukup mengenaskan. “Orang yang sombong sesungguhnya menipu perasaannya sendiri. Dia kelihatan hebat, tapi hanya seakan-akan, alias palsu,” jelasnya.

Di hadapan jamaah, dirinya lalu mengutip kisah perjalanan hidup Habil dan Qabil. Dua kakak beradik ini, ujung perjalanan hidupnya berbeda. Habil berusaha menjadi orang shalih dan beriman kepada Allah hingga akhirnya jadi penghuni surga. 
Tapi sebaliknya, Qabil (saudara tua Habil) tingkah lakunya sombong dan melawan perintah Allah. Maka akhirnya masuk neraka, lanjutnya.

“Siapapun tak boleh sombong. Posisi dan nasab itu tidak menjamin bahwa dia akan bernasib baik. Sebaik apapun posisinya tapi sombong, ia akan hancur oleh kesombogannya sendiri,” jelasnya.

Kiai Abd. Rahman menambahkan, orang yang sombong pasti merugi. Selain dikecam oleh Allah, ia secara tidak langsung dibelenggu oleh kesombongannya sendiri. 

Di hadapan banyak orang, si sombong tentu harus menjaga penampilannya agar tidak keluar dari frame kesombongannya. “Misalnya sombong soal uang, otomatis dia harus menjaga tampilannya bagaimana seperti orang banyak uang, walaupun sebenarnya dia kere,” tandasnya. (Aryudi Abdul Razaq/Ibnu Nawawi)Â