Bogor, NU Online
Warga NU atau nahdliyin sudah seharusnya mengenal keunggulan kitab karya ulama Nusantara. Karena para ulama tersebut sangat cerdas dan banyak menciptakan karya dan mendunia. Tidak sedikit karya mereka dijadikan referensi penting para peneliti kajian Islam di dunia.
Penegasan ini disampaikan H Abdul Hadi Hasan dari Pimpinan Cabang Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/5). Dirinya hadir pada kajian di Masjid Anni'mah, Citayam, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede.
Di hadapan peserta, H Abdul Hadi menyampaikan pentingnya nahdliyin untuk mengenal keunggulan kitab karya ulama Nusantara. “Sebagaimana diketahui, ulama Nusantara sangat cerdas dan banyak menciptakan karya ilmiah yang mendunia,” katanya. Bahkan tidak sedikit dari karya tersebut dijadikan bahan referensi atau rujukan penting peneliti kajian Islam di dunia, lanjutnya.
“Hal itu terjadi karena karya ulama Nusantara memaparkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah nan mendamaikan. Serta dipadu dengan formula rahmat yang pernah diamalkan Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat,” urainya.
Di antara karya ulama Nusantara yang sangat dikenal adalah bidang tauhid ada Nurud Dzalam, tasawuf dan akhlak ada Qathrul Ghaits. Dalam bidang fikih Kasyifatussaja fi Syarhi Safinatinnaja, Hasyiyah Tausyih 'ala Fathil Qarib al-Mujib. “Semuanya merupakan karya Syeikh Nawawi Al Bantani,” ujarnya.
Ada pula kitab Annurul Mubin fi Mahabbati Sayyidil Mursalin, Adaabul Aaalim wal Muta'allim, Risalah Ahli Sunnah wal Jamaah, Irsyadul Mu'minin Ila Surati Sayyidil Mursalin, Al Manasik Sughra. “Semuanya merupakan karya Hadratussyeikh KH Hasyim Asy'ari,” urainya.
Pada kesempatan yang sama, Kang Hadi, sapaan akrabnya menetapkan referensi bacaan kajian subuhnya untuk mengaji kitab Mutiara Ramadhan. “Ini kitab yang ditulis oleh kiai Betawi, Abuya KH Abdurahman Nawi,” katanya.
Menurutnya, ini merupakan kitab unik dan bagus untuk dikaji selama Ramadhan. “Kita harus tahu pengarangnya masih hidup dan merupakan pendiri Pesantren Al Awwabin Kota Depok,” jelasnya.
Pada kajian yang berlangsung usai shalat Subuh itu, Kang Hadi menjelaskan makna dan hikmah dari diwajibkannya berpuasa. “Di antara hikmahnya mendidik agar kita menjadi insan yang amanah, mencerdaskan akal dan membersihkan hati serta memupuk rasa empati terhadap sesama hingga membangun sikap hemat dan dermawan,” urainya.
Di akhir bahasan, Kang Hadi menyampaikan kepada para santri agar semangat dalam menuntut ilmu dan harus bisa mencontoh ulama Nusantara. "Mari kita bersama sejak dini harus rajin membaca dan menulis. Mari bergabung dalam gerakan literasi santri dan aksi literasi santri Aswaja Annahdliyah agar kita dapat mewariskan hikmah pada generasi selanjutnya,” pungkasnya. (Abdul Hakim/Ibnu Nawawi)