Daerah

Santri Bahrul Ulum Berbagi Tips Peroleh Beasiswa ke China

Rab, 15 Agustus 2018 | 07:00 WIB

Santri Bahrul Ulum Berbagi Tips Peroleh Beasiswa ke China

Dua santri Bahrul Ulum Jombang peroleh beasiswa ke China

Jombang, NU Online
Terpilih menjadi warga negara Indonesia yang mendapat beasiswa ASEAN Sun Yat-Sen University Ghuangzou China layaknya mimpi bagi santri bernama Maulidin Al Ghifari. Sempat gagal pada percobaan pertama namun ia bangkit dan akhirnya berhasil lolos pada percobaan berikutnya.

"Dulu awal saya mendengar adanya beasiswa ke Tiongkok hanya bualan atau mustahil terjadi pada saya. Tapi dengan niat yang bulat, tekat yang kuat akhirnya saya mencoba dan mengambil langkah itu. Apa salahnya juga bagi semua insan yang ingin mencoba," jelasnya kepada NU Online, Rabu (15/8)

Alumni Madrasah Muallimin Muallimat Atas (MMA) 6 Tahun Bahrul Ulum ini mengatakan langkah awal yang mendorong dirinya untuk mengambil beasiswa ke China karena ingin mengetahui kemampuan dirinya saja. 

"Jika saya tidak mencoba maka saya tidak akan mengetahui hasilnya, jangan takut untuk mencoba. Itu saja point pentingnya. Karena selama ini banyak santri yang minder kalau berkaitan dengan hal baru terutama yang tak berkaitan dengan agama atau pesantren," tambah Maulidi.

Pemuda asal Sidoarjo ini memberikan kiat-kiat bagi santri Indonesia yang ingin lanjut studi ke luar negeri terutama Negara China. 

Menurutnya, hal pertama yang harus dilakukan adalah menguatkan niat serta menyakin diri bahwa semua bisa dilalui. Tahap selanjutnya, baru mulai mencari link beasiswa dan alangkah lebih baiknya mendapat informasi dari senior satu almamater karena akan banyak membantu.

"Bagi santri yang mau ke China maka harus menyiapkan persyaratan administrasi dulu. Mulai dari paspor, surat keterangan kesehatan, surat rekomendasi kepala sekolah/madrasah, surat rekomendasi dari ketua yayasan pesantren. Selain itu, juga harus disiapkan transkip nilai, surat rekomendasi dari guru bahasa inggris, translate ijazah dan terpenting satu sertifikat karena itu yg mengukur prestasi kita," bebernya.

Dikatakan, semua persyaratan yang disebutkan tadi harus lengkap dan jangan sampai kurang apalagi sampai telat. Karena seleksinya ketat sekali, sekali kita santai maka ditinggal gerbong. Ada sekitar 2000 calon mahasiswa dan semua bersaing menjadi terbaik. Jadi semua harus serba cepat sesuai tanggal yang telah dijadwalkan dan baru siap tes.

Maulidi memaparkan, proses perjalanan beasiswanya butuh waktu panjang dan menegangkan. Setelah semua berkas lengkap ia harus menunggu cukup lama untuk keterangan lulus atau tidak. Baru setelah Idul Fitri 1439 H ada pengumuman hasil seleksi dan ia dinyatakan gagal. (Syarif Abdurrahman/Muiz)