Daerah

Resmikan Batik NU Khas Lampung, Prof Mukri: Kebaikan Harus Ditampakkan

Sel, 7 September 2021 | 11:00 WIB

Resmikan Batik NU Khas Lampung, Prof Mukri: Kebaikan Harus Ditampakkan

Peluncuran Batik NU Lampung. (Foto: Istimewa)

Lampung Timur, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung Prof Mohammad Mukri mengatakan bahwa seiring dengan derasnya arus informasi yang melanda saat ini, kebaikan harus terus disiarkan dan ditampakkan. Jangan sampai hal-hal negatif dan konten-konten informasi yang tidak baik malah menguasai berbagai media dan mengalahkan hal yang baik.


Di antara hal baik yang perlu di siarkan dan ditunjukkan oleh warga NU adalah menunjukkan identitas ke-NU-annya. “Menyebarkan kebaikan menjadi kewajiban kita dan kebaikan memang harus ditampakkan saat ini,” kata pria yang juga Rektor UIN Raden Intan Lampung ini di Kabupaten Lampung Timur, Selasa (7/9).


Ajakan untuk terus menyiarkan kebaikan ini disampaikannya saat meresmikan terobosan baru yang dilakukan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Timur yakni dengan membuat Batik NU khas Lampung. Prof Mukri berharap Batik NU khas Lampung ini akan membawa syiar dan kejayaan NU baik di Lampung maupun di penjuru Indonesia. Dengan mengenakan batik NU khas Lampung, maka secara otomatis NU Lampung akan tersiarkan.


Batik yang diluncurkan ini didominasi warna hijau yang merupakan warna khas Jamiyyah Nahdlatul Ulama. Paduan warna lainnya yakni warna kuning khas kain Tapis yang merupakan pakaian khas lampung. Dalam batik NU berpola tapis dan siger Lampung ini juga ditandai dengan logo NU berwarna putih yang berada tepat di bagian dada.


“Batik ini bukan hanya bisa dipakai di Lampung Timur saja. Semua warga NU di Lampung bisa memakainya. Maka segera PWNU dan PCNU pesan dengan Lampung Timur,” ujarnya pada peresmian yang dihadiri Bupati Lampung Timur H Dawam Raharjo dan para ketua PCNU Se-Provinsi Lampung.


Kenapa Batik?
Batik menjadi kain yang sering digunakan oleh organisasi kemasyarakatan untuk dibuat seragam. Batik merupakan pakaian yang luwes dan bisa dipakai untuk acara formal maupun santai. Batik juga menjadi tradisi dan warisan budaya luhur yang wajib dilestarikan untuk menunjukkan identitas bangsa Indonesia.


Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus pun pernah menegaskan bahwa memakai batik merupakan bentuk menghormati tradisi. Dan ini pun menurutnya telah dicontohkan oleh Rasulullah dengan mengenakan pakaian Arab sebagai sebuah tradisi.


Menurutnya dewasa ini, umat Islam Indonesia cenderung mengenakan pakaian gaya Arab; berjubah putih, berserban. Mereka menyangka, yang demikian itu merupakan salah satu ittiba’ (mengikuti jejak) Nabi Muhammad.


"Mereka kira, pakaian yang mereka pakai itu pakaian Kanjeng Nabi. Padahal, jubah, serban, sekalian jenggotnya, itu bukan pakaian Kanjeng Nabi. Abu Jahal juga begitu, karena itu pakaian nasional Arab," ungkapnya.


Dengan memakai batik menurutnya juga bentuk ittiba’ pada Rasulullah SAW dengan mencintai budaya sendiri. “Makanya Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid, saya, pakai pakaian sini; pake batik. Ini, ittiba' Kanjeng Nabi," tegasnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan