Sidoarjo, NU Online
Ratusan dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengikuti seminar bertajuk peran dokter dilayanan primer dalam mencegah terjadinya penyakit ginjal kronis yang diadakan oleh RSI Siti Hajar Sidoarjo di ruang pertemuan, lantai 3, Darun Na'im, Ahad (5/2).
Menurut dokter umum RSI Siti Hajar, dr Sari Prabandari, seminar ini selain mengedukasi juga memberikan pengalaman baru tentang hemodialisa. Acara seminar ini diikuti oleh dokter spesialis dan dokter umum dari Rumah Sakit yang berada di sekitar Sidoarjo seperti Surabaya dan Gresik.Â
"Tujuan seminar ini untuk memberikan pengetahuan baru bagi para ahli di bidang ginjal dan mengenalkan proyek baru hemodialisa, apa saja cara pencegahan penyakit agar tidak terjadi sampai tahap terminal pencucian darah. Karena yang memegang peranan penting itu dokter di layanan primer yang bisa mengetahui ilmu-ilmu terbaru dan update, sehingga bisa memberikan edukasi maupun terapi dari awal mulai dari gejala adanya saluran kencing dan ginjal," kata dr Sari kepada NU Online.
Menurutnya, hemodialisa itu penanganan pencucian darah yang ditujukan bagi pasien ginjal, dan sudah masuk tahap lima. Karena ginjalnya sudah tidak bisa menyaring racun-racun yang seharusnya keluar lewat kencing dan BAB itu sudah tidak bisa, jadi kembali lagi ke darahnya.
"Jika awalnya masih bisa diobati di tahap satu sampai empat, harus dijaga. Tetapi jika sudah tahap lima harus dilakukan pencucian darah," ujarnya.
Hadir pada acara itu sebagai narasumber yang profesional di bidangnya, dr Nunuk Mardiana dan dr Artaria Tjempakasari dari Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya. Pada kesempata itu, dr Nunuk memaparkan tentang pencegahan progresifitas penyakit ginjal kronis. Sementara dr Arta menyampaikan tentang faktor resiko, skrining dan pencegahan penyakit ginjal kronik. (Moh Kholidun/Fathoni)