Jakarta, NU Online
Sudah bisa dipastikan, setiap bulan puasa Ramadhan makam waliyullah Sunan Bonang (MSB) di Tuban seakan ditinggalkan sejenak oleh para peziarahnya. Baik yang datang dari lokal maupun luar daerah. Pemandangan ini sangat kontras dengan bulan-bulan di luar Ramadhan. Setiap hari ribuan umat Islam berbondong-bondong tak pernah ada putusnya mendatangi makam wali yang terletak di kelurahan Kutorejo ini untuk ngalap berkah. Bahkan pada hari-hari tertentu pengunjungnya hingga membludak sampai puluhan ribu orang.
Hal ini juga berbeda jauh dengan makam kekasih Allah yang lain. Misalnya, Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Giri di Gresik. pada bulan Ramadhan makam keduanya justru semakin kebanjiran peziarah.
<>Tak pelak meskipun sudah berjalan bertahun-tahun, sepinya pengunjung makam wali yang bernama asli Syeh Maulana Mahdum Ibrahim itu, dampaknya tetap dirasakan oleh para pedagang kaki lima (PKL) yang berada di komplek salah satu makam wali songo tersebut.
Dampak sepinya pengunjung MSB itu, juga dirasakan oleh para abang becak. Sejak memasuki bulan puasa, ratusan para pengayuh becak yang biasanya tampak berjejer rapi di sepanjang jalan KH. Mustain dan ditempat parkir lapangan Kebonsari itu seakan hilang dari peredaran.
Sementara suasana di kantor yayasan pengelola makam putra Sunan Ampel yang berada didalam komplek MSB itu, juga nyaris tak ada kegiatan seperti hari-hari biasanya. Para petugas yang biasanya sibuk dengan aktivitas pengelolaan, juga tak tampak batang hidungnya.
Raibnya pengunjung makam wali yang bernama asli Syech Maulana Mahdum Ibrahim, diakui oleh salah seorang juru kunci makam tersebut. “Ini sudah berlangsung sejak lama. mungkin orang-orang itu, (para peziarah,red) ingin menjalani ibadah puasa di rumah, agar lebih khusuk. sehingga mereka tidak mau pergi ke mana-mana,” tutur Aufarul Minan salah seorang juru kunci MSB yang ditemui Duta, beberapa waktu lalu.
Menurut pria yang sudah 5 tahun menjadi juru kunci MSB ini, biasanya peziarah akan kembali datang berbondong-bondong selepas hari raya Idul Fitri. Namun demikian, tambah adik Rais Syuriah PCNU Kabupaten Tuban ini, pada sepuluh hari terakhir bulan puasa, peziarah lokal sudah mulai berdatangan, meskipun jumlahnya tidak seperti bulan-bulan yang lain. “Kalau sudah akhir bulan biasanya banyak pendatang lokal yang ingin jungkung (menghadang, red) lailatul qodar,” tandasnya. (tn)
sumber : dm
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
3
Pengetahuan tentang HKSR Jadi Kunci Cegah Kekerasan Seksual, Begini Penjelasannya
4
Bukan Hanya Kiai, Mustasyar PBNU: Dakwah Tanggung Jawab Setiap Muslim
5
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
6
Fatwa Haram Tak Cukup, Negara Harus Bantu Atasi Akar Ekonomi di Balik Sound Horeg
Terkini
Lihat Semua