Ramadhan, Lokalisasi di Tulungagung Dikontrol Ketat
NU Online · Kamis, 6 November 2003 | 04:08 WIB
Tulungagung, NU Online
Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Tulungagung punya kebijakan tersendiri soal penutupan lokalisasi selama Ramadhan. Jika di daerah lain, lokalisasi diwajibkan tutup total, tidak demikian yang dilakukan Bupati Tulungagung Ir Heru Tjahjono, MM. Bupati yang macung Bupati lewat pintu PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ini tidak menutup lokalisasi secara total
Sebaliknya, lokalisasi hanya tutup selama tiga hari di awal Ramadan. Selebihnya, lokalisasi boleh beropersi mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB tiap hari. Itu sebabnya, untuk mengntrol kebijakan itu, aparat Satpol PP juga diterjunkan untuk memantau berbagai lokalisasi yang ada di kota marmer ini.
<>''Sebagai konsekuensi kebijakan bupati membolehkan lokalisasi buka praktek pada malam hari selama Ramadan, seminggu sekali kami melakukan pemantauan ke lokalisasi. Selain itu, setiap hari, aparat kami juga ada yang stand by di lokalisasi,'' kata Kasi Operasi satpol PP Pemkab Tulungagung Rudie Kristianto, SE MM kepada NU. Online.
Rabu (5/11) kemarin, Satpol PP Pemkab Tulungagung 'mengobok-obok lokalisasi Kaliwungu, Ngunut. Kamar-kamar yang ada di setiap wiswa digeledah untuk mengontrol adanya PSK yang 'mokong' buka praktek selama Ramadan. Hasilnya memang tak menemukan adanya mucikari dan PSK (Pekerja Seks Komersial) yang bandel nekad menerima tamu di siang hari.
''Syukurlah, mucikari dan PSK tak ada yang melangar ketertiban. Anda lihat sendiri, nggak ada yang melayani tamu di siang hari,'' kata Rudie yang memimpin anggotanya mengobok-obok kamar-kamar lokalisasi Kaliwungu, Ngunut.
Razia di kompleks Kaliwungu dilakukan sekitar pukul 11.00. Satu mobil aparat Satpol PP diterjunkan ke lokasisasi terbesar kedua di Tulungagung ini. Setiba di kompleks Ngunut, petugas langsung berpencar menggeledah kamar-kamar wisma yang biasa digunakan para PSK melayani lelaki hidung belang.
''Silahkan diperiksa, pak. Masuk saja ke setiap kamar. Nggak ada kok yang sedang men-service tamu,'' kata seorang mucikari di wisma yang berlokasi di sebelah Barat begitu petugas Satpol PP memasuki wismanya.
Ketika petugas berseragam Satpol PP 'blusukan' ke kamar-kamar wisma, beberapa PSK ada yang langsung semburat keluar dari kamarnya. Namun, ada juga PSK yang cuek dengan tiduran di dalam kamar. Tak hanya itu. Banyak juga diantara PSK yang tetap tidur pulas di atas ranjang kamar wismanya yang sempit.
''Saya nggak ngalayani tamu lho. Saya tahu jika siang hari di bulan puasa ini nggak boleh buka praktek. Kalau nggak percaya masuk saja ke kamar,'' kata beberapa PSK sambil kongkow-kongkow di kantin seraya memoles bibirnya yang seksi ketika petugas Satpol menghampirinya.
Satu per satu, petugas Satpol terus menggeledah setiap kamar. Siang itu, suasana kamar di sejumlah wisma terlihat gelap gulita. Maklum, kamar-kamar yang biasa digunakan melayani tamu itu cukup sempit dan berhimpitan. ''Wah, ternyata suasananya sangat kumuh seperti ini. Begini kok ya kerasan,'' ujar beberapa petugas.
Para PSK, mucikari serta 'bodyguard' lokalisasi Kaliwungu hanya bisa menyaksikan dari kejauhan ketika petugas melakukan penggeledahan ke kamar-kamar wisma. Ada pula mucikari dan PSK yang ikut memandu petugas 'blusukan' ke kamar-mara wiswa.
Rudie Kristianto, SE MM mengatakan, razia ini merupakan kegiatan rutin untuk melakukan penertiban di lokalisasi selama Ramadan. Pasalnya, selama Ramadan, lokalisasi hanya dibolehkan buka mulai pukul 21.00 sampai pukul 24.00.''Ini merupakan operasi rutin. Kami akan terus melakukan pemantauan selama Ramadan ini,'' kata Rudie.(Kd-mhb)
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
3
Pengetahuan tentang HKSR Jadi Kunci Cegah Kekerasan Seksual, Begini Penjelasannya
4
Bukan Hanya Kiai, Mustasyar PBNU: Dakwah Tanggung Jawab Setiap Muslim
5
Fatwa Haram Tak Cukup, Negara Harus Bantu Atasi Akar Ekonomi di Balik Sound Horeg
6
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
Terkini
Lihat Semua