Daerah

Ramadhan di Kampung Halaman Jadi Obrolan Lesbumi Kendal

NU Online  ·  Sabtu, 19 Mei 2018 | 12:30 WIB

Kendal, NU Online
Ramadhan di Kampung Halaman menjadi tema obrolan dari Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Kendal, Jawa Tengah, Jumat (18/5). Kegiatan berlangsung di gelaran Jurasik (Jumat Sore Asik), yang bertempat di Balai Kesenian Remaja (BKR). Obrolan kali ini merupakan forum diskusi kedua yang diselenggarakan Lesbumi Kendal. Selepas sebelumnya menghadirkan tema Orang Kalang di Kendal.

"Obrolan ini adalah salah satu program kegiatan Lesbumi yang ingin senantiasa menyelenggarakan diskusi terkait kesenian dan kebudayaan, khususnya yang berkembang di Kendal,” kata Muslichin. Obrolan yang diselenggarakan merupakan langkah awal menuju penerbitan sebuah buku kumpulan esai dari pegiat seni budaya, lanjutnya. 

Obrolan ini diajukan sebagai pemantik, dan akan menghimpun tulisan dari siapa saja. “Khususnya bagi yang hadir malam ini untuk turut serta menulis esai tentang tema Ramadhan di Kampung Halaman," ungkap Ketua Lesbumi Kendal itu.

Bagi Muslichin, tulisan yang terhimpun tersebut nantinya akan dibukukan, dan rencananya akan diluncurkan pada saat momen Syawalan. Agar saat halal bihalal misalnya, tidak sekadar menyelenggarakan ritual salaman dan bermaaf-maafan. “Namun ada salam tempel, dengan memberikan buku karya pegiat seni budaya Kendal, yang mengisahkan banyak hal perihal tema yang masih sangat begitu dekat dengan kampung halamannya masing-masing," tutur guru Sejarah di SMA N 2 Kendal tersebut.

Pada kesempatan obrolan dibagikanlah selebaran tulisan pemantik tentang tema Ramadhan di Kampung Halaman. Tulisan tersebut ditulis Muslichin HN dan Setia Naka Andrian. "Ini merupakan upaya sederhana bagi kami untuk setidaknya memberikan warisan bagi generasi selepas kami,” ungkapnya. 

Paling tidak nantinya didapati narasi yang meriwayatkan kearifan kampung halaman di Kabupaten Kendal ini. “Kami pun tidak muluk-muluk harus menjangkau semua lapisan masyarakat dan semua wilayah di Kendal ini. Kalau bersikeras begitu, maka ya akhirnya program penghimpunan tulisan tentang Ramadan di Kampung Halaman ini tidak akan pernah usai,” sergah Setia Naka Andrian. Karenanya, yang terkumpul nanti akan tetap dibukukan, lanjut penyair dan juga pengajar di Universitas PGRI Semarang ini.

Bagi Naka, tema kampung halaman tentulah akan bersinggungan dengan kampung di sebuah desa yang begitu lekat dengan keramahan, kesederhanaan, kepedulian, sikap saling berbagi dan memberi. Juga saling menjaga dan banyak hal lain sebagai laku adiluhung yang dijalankan oleh segenap warga masyarakat. 

Kampung halaman juga tidak dapat lepas dari segala hal terkait kampung yang digunakan oleh para perantau untuk pulang, kembali, mengenang banyak hal perihal peristiwa kebudayaan, sosial, politik dan apa saja yang tersimpan erat di sebuah kampung. 

"Barangkali ada yang bakal kita takutkan, kelak suatu saat, ketika kita sudah tiada lagi membedakan mana kampung halaman dan mana kota perantauan,” ungkap Akhmad Sofyan Hadi, direktur artistik Jarak Dekat Kendal.

Obrolan yang diselenggarakan oleh Lesbumi Kendal dan didukung sepenuhnya gelaran mingguan Jurasik ini berlangsung begitu hangat. Bulan puasa tidak menyurutkan masyarakat untuk melewatkan acara ini. Meski tidak seperti biasanya, acara dimulai selepas shalat Tarawih, dan usai hingga tengah malam. Bahkan obrolan yang bergulir selepas acara resmi ditutup telah berlangsung hingga dini hari, hingga hampir menjelang waktu santap sahur.

"Jurasik akan berupaya untuk selalu hadir, atau terselenggara setiap hari Jumat. Apapun Jumatnya, Jurasik akan selalu berupaya untuk menyuguhkan konten acara yang diisi pegiat atau komunitas yang berbeda,” kata Tanjung Alim Sucahya. 

Misalnya malam ini, selain suguhan obrolan dari Lesbumi Kendal, juga ada penampilan tari kontemporer dari Pekerja Seni Tari (PST) Netra, yang begitu kuatnya menampilkan tari kontemporer. 

Ada upaya pula dari Jurasik, untuk membuat forum ini sebagai ajang bertemu dan berkenalan. Misalnya saja group tari yang pentas kali ini, masih dibilang grup tari yang masih berusia belia. Baru saja terbentuk, mereka yang berkesempatan pentas tari malam ini, di antaranya Citra Heidy Ratnasari, Intan Prisdiyana dan Etika Tiara Rizqi Azizah. 

“Selain penampilan tari kontemporer tersebut, didapati pula penampilan olah tubuh dari kelompok pencak silat Pagarnusa serta penampilan musik akustik dari BKR And Friends," pungkas salah seorang pegiat Jurasik ini. (Red: Ibnu Nawawi)