Probolinggo, NU Online
Setiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, masyarakat mempunyai tradisi ziarah atau nyekar ke makam keluarganya. Ini juga terlihat di Kota Kraksaan, Rabu (17/6) sore. Di pemakaman umum Kelurahan Kandangjati Kulon Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo misalnya yang tampak ramai dengan para peziarah.<>
Para peziarah berdatangan sejak pagi hingga sore hari. Umumnya peziarah datang bersama keluarganya. Tujuannya untuk tabur bunga dan mendoakan anggota keluarganya yang telah berpulang terlebih dahulu.
Tradisi nyekar ini tentunya memberi berkah tersendiri bagi seseorang. Salah satunya adalah pedagang bunga dan air mawar. Salah satunya adalah Marni yang berjualan bunga dan air mawar dekat pemakaman umum Kelurahan Kandangjati Kulon Kecamatan Kraksaan.
“Sehari ini sudah puluhan bungkus plastik kembang laku terjual. Satu plastik harganya lima ribu rupiah. Kalau air mawar harganya lima belas ribu rupiah. Biasanya satu keluarga bisa beli dua sampai tiga plastik,” ujar Marni.
Menurut Marni, makam itu ramai peziarah sejak Senin (15/6). Ia pun senang setiap datangnya bulan suci Ramadhan. Tidak salah bila dia bersama dengan masyarakat lain selalu menunggu datangnya bulan suci Ramadhan.
Berkah serupa juga dirasakan oleh kuncen (penjaga makam). Termasuk kuncen di pemakaman umum Kelurahan Kandangjati Kulon Kecamatan Kraksaan. Sejak banyak peziarah yang datang, kuncen ikut kebagian rezeki berupa uang tip dari peziarah. Uang tip itu sebagai ucapan terima kasih karena telah membersihkan makam keluarganya.
“Sudah beberapa hari ini ramai. Dan hari ini puncaknya karena keesokan harinya sudah mulai berpuasa,” ujar kuncen yang tidak mau disebutkan namanya.
Sementara itu, peziarah yang datang di pemakaman umum Kelurahan Kandangjati Kulon itu umumnya adalah warga Kota Kraksaan. Sebut saja Edi Sasongko, yang saat itu datang bersama istri dan dua anaknya. Mereka datang untuk berziarah di makam kedua orang tua dan kakak laki-lakinya.
Edi mengaku sudah biasa berziarah makam saban Jum’at manis. Tapi ada rasa beda jika berziarah jelang Ramadhan. “Di kesempatan inilah saya bisa bersama istridan kedua anak, bersama-sama mendoakan almarhum orang tua dan kakak,” katanya.
Menurut Edi, keberadaan pedagang bunga di sekitar makam sangat bermanfaat. Sebab dirinya jadi tidak perlu repot mencari bunga ke tempat yang relatif cukup jauh. “Cukup datang dan membeli bunga di dekat makam, sudah cukup untuk nyekar dan mendoakan keluarganya,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Fathoni)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua