Rais Syuriyah NU Sumbar: Pendidikan Agama Syarat Utama
NU Online · Jumat, 9 Agustus 2013 | 12:00 WIB
Limapuluh Kota-Sumbar, NU Online
Pendidikan agama dan penguasaan ilmu pengetahuan merupakan syarat utama untuk membangun kehidupan masyarakat yang damai, adil dan sejahtera. Adalah sangat naif mengharapkan terwujudnya masyarakat yang berbudaya religius dan sejahtera dengan etos kerja yang tinggi, tanpa dibekali dengan pendidikan agama dan penguasaan ilmu pengetahuan.<>
Rais Syuriyah PWNU Sumatera Barat Prof. Dr. Asasriwarni, MH mengungkapkan hal itu pada khutbah Idul Fitri di halaman kantor Bupati Limapuluh Kota, Kamis (9/8) kemarin. Hadir Bupati Limapuluh Kota Alis Marajo dan ratusan jamaah Idul Fitri 1434 H/2013.
Dikatakan Asasriwarni, tingkat kepekaan dan kepedulian sosial terhada kaum dhu’afa, akan lebih mudah muncul dari orang-orang yang berjiwa suci, yang melaksanakan nilai-nilai agama, secara tulus dan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Perhatikan, dari 42 ayat yang berisi perintah menunaikan zakat dalam al-Qur’an, 38 kali diantaranya selalu terkait dengan perintah menegakkan shalat. Artinya, orang-orang tidak melaksanakan ajaran agama dengan baik, sulit diharapkan memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap saudara-saudaranya yang dhu’afa’.
“Pola hidup individual, kikir, selalu berorientasi pada materi, tidak peduli terhadap lingkungan, sama halnya memakan hak orang yang Allah titipkan kepada kita. Sikap tersebut akhirnya akan merugikan diri sendiri, baik di dunia maupun di akhirat kelak,” kata guru besar hukum Islam dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Imam Bonjol Padang ini.
Semua yang diharapkan lebih mudah terwujud bila pemerintah, pemuka masyarakat dari seluruh unsur dan lapisan, baik secara formal maupun non formal, sampai kepada setiap orangtua di rumahtangga, memiliki kemauan kuat dan kerja keras, bekerjasama dan kompak memelihara nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Semua kita harus mempunyai jiwa pengorbanan dan komitmen yang kuat untuk memerangi setiap bentuk perbuatan munkar yang terjadi kehidupan dalam masyarakat, kata Asasriwarni.
Asasriwarni mengajak semua harus bersatu padu dalam memberantas segala bentuk penyakit masyarakat. Seperti judi, minum minuman keras, pergaulan bebas dan pornografi. Sebab semua itu adalah virus-virus yang akan menghancurkan tatanan moral, akhlak serta ekonomi masyarakat.
“Masing-masing kita harus memberikan contoh tauladan yang baik, yang dimulai dari diri sendiri. Suatu hal yang sia-sia, mengharapkan kehidupan masyarakat madani, apabila orangtua dan pemuka masyarakat masih melakukan perbuatan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai agama.
“Marilah semua menjaga, melestarikan dan tetap mengamalkan nilai-nilai Ramadhan yang tertanam dalam jiwa masing-masing, sebagai buah dari ibadah dan amal shaleh yang dilakukan selama Ramadhan. Janganlah termasuk orang-orang yang melakukan perbuatan munkar, setelah sebulan penuh berupaya membersihkan diri,” tambah Asasriwarni.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Armaidi Tanjung
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua