Daerah

Rais NU Jateng Sebut Ruqyah Bagian dari Khazanah Kekayaan Kiai-Kiai NU

Sel, 19 Januari 2021 | 10:30 WIB

Rais NU Jateng Sebut Ruqyah Bagian dari Khazanah Kekayaan Kiai-Kiai NU

Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (foto: nu online)

Semarang, NU Online
Maraknya jasa layanan ruqyah untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dan gangguan lainnya merupakan fenomena yang biasa dalam komunitas nahdliyin. Karena ruqyah selama ini sudah menjadi bagian dari khazanah kekayaan para kiai NU dan pesantren.

 

Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh mengatakan, bagi nahdliyin ruqyah bukan hal baru, apalagi jika dikaitkan dengan upaya-upaya untuk menghilangkan berbagai macam jenis gangguan yang ditangani oleh para kiai, termasuk gangguan kesehatan.

 

"Di lingkungan komunitas kiai-kiai NU, istilah ruqyah dipopulerkan dengan  sebutan 'suwuk' dalam bahasa Jawa, masyarakat Jawa punya sugesti orang yang memiliki kemampuan melakukan suwuk dipanggil kiai," kata kiai Ubaid kepada NU Online di Semarang, Selasa (19/1).

 

Menurutnya, inti dari suwuk itu adalah upaya-upaya yang berbasis doa atau permohonan kepada Allah SWT. Karena seringnya upaya melalui suwuk membawa hasil, masyarakat memiliki sugesti bahwa kiai ahli suwuk memiliki kedekatan khusus kepada Allah SWT.

 

"Tolok ukur yang dipakai adalah upaya dan doanya sering dikabulkan oleh Allah SWT. Karena itu kepada para kiai ahli suwuk atau yang disebut dengan peruqyah diharapkan berhati-hati dalam menjaga atau memelihara kelebihan yang dimikinya itu," pesannya.

 

Ditambahkan, kebijakan pimpinan NU mewadahi potensi peruqyah dalam wadah Jamiyah Ruqyah Ahlussinnah wal Jamaah An-Nahdliyyah (JRA) di bawah pembinaan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) merupakan langkah tepat, karena akan lebih mudah dalam mengontrol dan membimbingnya.

 

"Salah satu cara untuk menjaga khazanah ini bisa ditempuh dengan menjauhkan aktivitas ruqyah dari praktik-praktik komersial.

 

Gampang sekali mewujudkan upaya ini. Tirulah perilaku para kiai ahli suwuk terdahulu. Mereka akrab, dekat dan ringan tangan ketika dimintai tolong masyarakat tanpa memikirkan upah atau sesuatu dari warga yang ditolongnya," tuturnya.

 

Sekretaris LDNU Cabang Demak Muhammad Nur Ihsan mengatakan, para kiai suwuk yang diwadahi dalam JRA dan menjadi  organisasi sayap LDNU diinstruksikan untuk selalu mendekat kepada pimpinan NU.

 

"Dengan selalu dekat kepada pimpinan NU, dirinya merasa terkontrol dan dibimbing oleh NU sehingga tidak tersesat jalannya," pungkasnya.

 

Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz