Ragam Pagelaran Meriahkan Perpisahan Santri Futuhiyah
NU Online · Ahad, 3 Juni 2012 | 05:10 WIB
Demak, NU Online
Beragam acara digelar untuk memeriahkan perpisahan santri Madarasah Tsnawiyah dan Aliyah tahun ajaran 2011-2012 M/1432-1433 H di Pondok Pesantren Futuhiyah, pada Sabtu malam, (2/6) di Mranggen, Demak, Jawa Tengah. <>
Kegiatan sudah dimulai sejak pagi hari. Selepas shalat Subuh, para santri ziarah ke maqbaroh Simbah Abdurrahman Qoshidil Haq di kompleks makam keluarga Pesantren Futuhiyah. Sore harinya, digelar silaturahim antara pengasuh pesantren yaitu KH.Muhammad Hanif Muslih dengan wali santri, di ndalem.
Selepas maghrib, digelar khotmil Qur’an bertempat di masjid An-Nur komplek Futuhiyyah diikuti oleh 57 santri. Kemudian pembacaan mandzumah kitab Syifaul Janan, Sulam As-Sibyan, Al-‘Imrithy, dan Alfiyyah. Setelah itu, dilanjutkan dengan ceramah agama KH Al-Habib Umar Muthohar dari Semarang
Santri-santri Futuhiyah yang tergabung di teater Fatah kemudian mementaskan lakon Syeikh Siti Jenar Babad Tanah Pengging. Lakon ini mengisahkan satu bagian Babad Demak, yaitu pemberontakan Pengging. Juga laku dan ajaran Syeh Siti Jenar.
Pagelaran di tutup dengan penampilan musik Balasyik Al-Asfa dari Demak.
Menurut salah seorang santri Futuhiyyah Dliya’uddin, beragam kegiatan sebenarnya telah digelar seminggu sebelumnya. Kegiatan-kegiatan itu adalah lomba khitobah, musabaqoh tilawatil Quran, cerdas cermat agama, parade sholawat, membaca kitab kuning dan hapalan nadzam.
Selain itu, sambung Dliya'udin diadakan pula perlombaan olahraga seperti futsal, tarik tambang. Sehari sebelum acara, diadakan pawai karnaval kreasi santri dengan menampilkan drum band cilik Madrasah Ibtidaiyah Futuhiyyah Mranggen.
“Kegiatan ini bertujuan mengasah sejauh mana kemampuan santri dalam menyerap ilmu-ilmu yang telah diajarkan, mengapresiasi atas keberhasilan para santri dalam menempuh pendidikan di pesantren. Dan yang terpenting, merupakan ekspresi rasa syukur kepada Allah SWT telah menyelesaikan satu tahun ajaran penuh,” jelasnya.
Harapannya, sambung Dliya’uddin, kelak para santri dapat menjadi pemimpin yang dapat menjalankan nahkoda perjalanan bangsa, pemimpin di masyarakat yang memberikan solusi terhadap berbagai persoalan.
“Semoga para santri Futuhiyah bisa mengikis gejala tindak kekerasan di kalangan pelajar, degradasi moral, merambahnya sikap hidup hedonis yang menjajakan segala kebutuhan yang serba instan, perilaku seks bebas, dan lain-lain,” pungkasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Penulis : Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Pentingnya Kelola Keinginan dengan Ukur Kemampuan demi Kebahagiaan
Terkini
Lihat Semua