Daerah

Rabu, RMINU Bogor Diskusi Kemandirian Pesantren di Masa Pandemi

Sel, 27 Oktober 2020 | 00:00 WIB

Rabu, RMINU Bogor Diskusi Kemandirian Pesantren di Masa Pandemi

Ketua RMINU Bogor, KH Abdul Basit Mahfuf mengatakan hasil diskusi untuk mememukan berbagai upaya yang bisa dilakukan santri dan alumni dalam mendukung mendukung kemandirian pesantren selama masa pandemi Covid-19. (Foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online

Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengagendakan NgOBraS atau Ngobrol Online Bareng Santri. Ngobras ini dilakukan untuk memancing pemikiran dan mendiskusikan format baru kemandirian pesantren pada masa Covid-19. Peserta dapat mengikuti secara online acara yang akan berlangsung Rabu 28 Oktober 2020 pukul 11.45-13.15 WIB.

 

Ketua RMINU Kabupaten Bogor, KH Abdul Basit Mahfuf mengatakan wabah atau pandemi Covid-19 berdampak tidak hanya kepada bidang kesehatan, tapi juga seluruh bidang kehidupan. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kemudian membatasi interaksi dan mobilitas masyarakat, berdampak pada ekonomi dan mematikan banyak bidang usaha, membuat tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat turun drastis.


"Dampak kesehatan dan ekonomi dari pandemi Covid-19 ini juga berpengaruh pada kemandirian dan perkembangan pondok pesantren. Banyak pesantren yang terpaksa harus memulangkan santrinya atau menunda kedatangan santri karena kebijakan PSBB," katanya, Senin (26/10) malam.

 

Selain itu, kegiatan belajar mengajar di pesantren juga diganti dengan pembelajaran jarak jauh atau online, atau dimodifikasi agar sesuai dengan protokol kesehatan. Pesantren yang mengandalkan operasionalnya dari SPP santri, dapur, kantin dan koperasi juga terkena dampak karena sangat bergantung pada kehadiran dan daya beli santri. Beberapa pesantren yang mengelola mini market dikabarkan menutup sementara mini marketnya karena ketiadaan santri yang menjadi konsumen utama.

 

"Jangan sampai pesantren menurunkan kualitas pendidikan dan pengajaran karena kekurangan sumber daya akibat dampak ekonomi yang ditimbulkan Covid-19. Pesantren juga perlu mengelaborasi sumber-sumber pendapatan yang menjadi penunjang operasional pesentren di luar sumber pendanaan yang selama ini menjadi andalan, seperti SPP, dapur, kantin atau koperasi," imbuh pengasuh Pesantren Cinta Rasul ini.

 

NgOBraS akan menghadirkan narasumber yakni Ketua RMI PBNU, KH Abdul Ghafarrazin; Ketua RMINU Jawa Barat, Amin Maulana; Ketua PCNU Bogor KH Aim Zaimuddin; ​​​​Vice President Bank Syariah Mandiri, HM Syukron Habiby'; Rektor IUQI Saiful Falah; Anggota DPR asal Bogor Tommy Kurniawan.



Selain menjalin silaturahim dan berbagi pengetahuan serta pengalaman antar pengelola pesantren dan santri dalam naungan RMINU Kabupaten Bogor dalam membangun kemandirian, NgOBraS juga bertujuan mengidentifikasi dan mendiskusikan berbagai tantangan yang dihadapi pesantren dalam membangun kemandirian lembaga selama masa pandemi Covid-19; mengidentifikasi dan mendiskusikan berbagai potensi dan peluang yang bisa dimanfaatkan pesantren dalam mendukung kemandirian lembaga selama masa pandemi Covid-19.

 

"Hasil diskusi nantinya agar ditemukan rekomendasi berbagai upaya yang bisa dilakukan santri dan alumni dalam mendukung mendukung kemandirian pesantren selama masa pandemi Covid-19," kata Kiai Basit.

 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan