PWNU Lampung ke Depan Diminta Buat Program yang Menyentuh Jamaah
NU Online · Ahad, 18 Februari 2018 | 01:02 WIB
Rais Syuriyah PWNU Lampung KH Muhsin Abdillah berharap program kerja yang akan dibahas dan diputuskan pada Konferensi Wilayah ke-10 pada 8 Maret 2018 mendatang merupakan program nyata yang dapat menyentuh warga masyarakat khususnya warga NU.
Harapan ini disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Darussaadah Lampung Tengah ini saat memberikan sambutan pembuka pada kegiatan prakonferwil yang dilaksanakan di Kampus Institut Agama Islam Ma'arif NU Kota Metro, Sabtu (17/2) malam.
"Semoga materi Konferwil dapat dimatangkan pada prakonferwil ini sehingga besok ketika dibahas di konferwil akan lebih baik dan memberi kemaslahatan bagi umat," harapnya di depan peserta prakonferwil yang terdiri dari utusan PCNU se-Provinsi Lampung ini.
Kiai Muhsin berharap program tersebut dapat ditindaklanjuti oleh kepengurusan mendatang. Kepengurusan mendatang memikul tanggung jawab besar mewujudkan hal yang telah menjadi kesepakatan dan hasil konferwil.
Terkait dengan kepemimpinan PWNU Lampung periode mendatang yang akan memikul tanggung jawab ini. Kiai Muhsin berharap semua pihak bermuhasabah dengan kondisi PWNU Lampung saat ini. Dengan muhasabah ini kepengurusan mendatang diharapkan akan lebih baik.
"Siapa yang akan memimpin NU Lampung ke depan kita serahkan saja pada peserta. Berjalan secara alami sesuai AD/ART. Syuriyah tidak akan menggiring kepada siapapun," tegasnya.
Ia mengingatkan pula bahwa dalam berjamiyyah di Nahdlatul Ulama, semua pengurus harus ikhlas dengan tidak melakukan rekayasa dan kepalsuan. Jika ada pengurus yang melakukan hal negatif seperti ini serta kepengurusan terbentuk dengan cara yang tidak benar, maka akan jauh dari keberkahan dan banyak ujian.
Kiai Muhsin mengatakan bahwa jamiyah NU itu memberi keberkahan jika pengurus berkhidmah dengan baik.
"NU merupakan amanat para sesepuh dan kiai kita. Kalau berkiprah dengan rekayasa dan kepalsuan maka akan banyak ujian dan bisa kualat," tegasnya seraya mengingatkan nuansa kepesantrenan harus tetap dipertahankan dan tidak boleh hilang dikepengurusan mendatang. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua