Puluhan Santri Kraksaan Ramaikan Sanlat Calon Sarjana Berprestasi
NU Online · Selasa, 16 Mei 2017 | 04:02 WIB
Puluhan santri di wilayah Kota Kraksaan dan sekitarnya mengikuti Short Course (Pelatihan Singkat) Pesantren Kilat (Sanlat) calon sarjana berprestasi di aula Pondok Pesantren Hati, Dusun Toroyan Desa Rangkang Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Kegiatan ini secara resmi ditutup oleh Bupati Probolinggo Hj Puput Tantriana Sari, Ahad (14/5) sore.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan saat penutupan, selama mengikuti Sanlat yang digelar oleh Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dan GP Ansor Kota Kraksaan ini, ada 13 santri yang telah diterima di program Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan tinggal 49 santri yang akan berjuang dalam ujian SBMPTN.
Ketua panitia Sanlat 2017 Akhmad Taufiqi menyampaikan, selama kegiatan Sanlat ini ada beberapa santri yang sakit karena padatnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) serta kondisi kejiwaan santri yang merasa kurang siap menghadapi ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
“Namun seiring dengan berjalannya waktu para santri ini bisa semakin percaya diri ditandai dengan peningkatan hasil try out yang kami laksanakan setiap minggunya,” katanya.
Hj Puput Tantriana Sari mengapresiasi atas kesuksesan sinergi antara ISNU dan GP Ansor Kota Kraksaan yang telah berhasil menyelenggarakan Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) tingkat SMU se-Kabupaten Probolinggo selama 20 hari dengan metode pembelajaran pesantren.
“Kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar Pemkab Probolinggo dalam rangka mengantarkan generasi penerus untuk mendapatkan jenjang pendidikan selanjutnya,” katanya.
Menurut Tantri, kegiatan ini adalah langkah upaya Pemkab Probolinggo dalam berbagi manfaat yang nyata kepada para generasi muda Kabupaten Probolinggo untuk bersama meraih cita-cita dengan mendapatkan pendidikan yang terbaik, sehingga nantinya mereka mampu untuk bersaing di luar sana.
“Saya prihatin terhadap potret remaja saat ini, seiring dengan semakin pesatnya pengaruh negatif dari budaya barat di era globalisasi dengan segala keterbukaan informasi di dalamnya yang secara nyata berdampak pada lunturnya nilai-nilai adat ketimuran yang syarat dengan norma etika dan kesopanan dalam bertatakrama,” jelasnya.
Tantri mengajak semua orang tua agar berikhtiar semaksimal mungkin dalam menjaga dan mengawasi putra-putrinya di zaman yang penuh tantangan bagi remaja ini. Ia mengimbau semua peserta agar senantiasa menjaga akhlak dan keimanannya agar ke depan mampu meniti perjalanan hidupnya sampai akhirnya mereka mampu berdiri dengan seutuhnya sebagai manusia yang solid.
“Saya berharap peserta Sanlat ini menjadi manusia-manusia yang utuh dan bermanfaat dan nantinya bisa kembali untuk menanam kebaikan dan menebar kemanfaatan di Kabupaten Probolinggo. Semoga kalian senantiasa terhindar dari segala pengaruh buruk dan negatif zaman ini,” harapnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
2
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
3
Bendera One Piece Marak, Sarbumusi Serukan Pengibaran Merah Putih
4
Hadiri Haul Buntet 2025, Ketum PBNU Tegaskan Pesantren Punya Saham dalam Tegaknya NKRI
5
Gelombang Tinggi di Cianjur Hantam 67 Perahu Nelayan, SNNU Desak Revitalisasi Dermaga
6
Alumni IPNU Harus Hadir Jadi Penjernih dalam Konflik Sosial dan Jembatan Antarkelompok
Terkini
Lihat Semua