Daerah

Puluhan Ribu Orang Saksikan Pawai Panjang Jimat

Rab, 13 Februari 2013 | 05:01 WIB

Pekalongan, NU Online
Puluhan ribu masyarakat Pekalongan dan sekitarnya Selasa siang (12/2) menyaksikan pawai panjang jimat yang digelar panitia peringatan maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1434 H Kanzus Sholawat Pekalongan.<>

Aneka atraksi ditampilkan oleh peserta pawai, antara lain sepeda onthel kuno, atraksi pagar nusa, atraksi egrang bernuansa batik, barongsai dan ratusan busana batik aneka warna khas Pekalongan tidak ketinggalan menyemarakkan pawai panjang jimat yang digelar rutin tahunan panitia maulid.

Selain itu, ratusan bendera merah putih sebagai pembuka pawai diarak kembali oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Polri, Banser, Satpol PP dan puluhan pelajar, setelah sebelumnya juga diadakan pawai merah putih dengan start dari Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang dan finish alun alun Kota Pekalongan.

Habib Luthfy bin Yahya selaku Khodimul Maulid mengatakan, pawai panjang jimat sengaja ditampilkan setiap menjelang kegiatan peringatan maulid yang diadakan Kanzus Sholawat.

Dirinya menginginkan Pekalongan memiliki budaya khas seperti di Solo dan Yogya ada sekaten dan Cirebon ada panjang jimat. Pekalongan sebagai kota batik seharusnya juga memiliki kekhasan yang menjadi tradisi budaya, yang tiada lain diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata di Kota Pekalongan.

"Momentum peringatan maulid di samping untuk meningkatkan rasa cinta kepada Rasulullah, juga meningkatkan rasa kebersamaan dalam kedamaian sesama ummat manusia di muka bumi ini," ujarnya.

Habib Luthfy yang juga Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah berharap kegiatan pawai panjang jimat ini jangan dilihat dari nilai efektifitasnya, akan tetapi jauh dari semuanya adalah kerukunan ummat dan antar ummat beragama dapat berjalan dengan baik.

"Coba dilihat, yang ikut pawai ini bukan hanya dari kelompok ummat Islam saja, akan tetapi non muslim dan etnis Tionghoa juga berpastisipasi dengan mengirimkan peserta Barongsay," tandasnya.

Simbol simbol budaya yang ditampilkan dalam pawai ini adalah sebagai perekat kerukunan ummat, sehingga kita tidak mudah dicerai beraikan oleh kepentingan kelompok yang menginginkan Indonesia pecah, kata Habib Luthfy.

Pawai yang dimulai sejak pukul 1 siang dengan start dari Stadion Kraton menyusuri Jalan Kemakmuran, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, Jalan Hayamwuruk, Jalan dr. Cipto dan berakhir di Jalan dr. Wahidin Pekalongan.

Ikut mendampingi Habib Luthfy di panggung kehormatan, Kapolres Pekalongan Kota, Dandim 0710 Pekalongan, para tamu undangan serta pejuang veteran dengan rasa bangga menyaksikan pawai hingga usai acara.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Abdul Muiz