Daerah

Provost Harus Lebih Profesional dari Anggota Biasa

NU Online  ·  Ahad, 1 April 2018 | 23:00 WIB

Malang, NU Online
Corp Provost Banser (CPB) harus lebih profesional dari Banser biasa, karena satuan ini bertugas menegakkan marwah, etika dan disiplin organisasi di internal Kesatuan Banser.

Penegasan ini disampaikan Kepala Satuan Koordinas Nasional (Kasatkornas) Banser H Alfa Isneini saat pembekalan kepada 112 peserta diklat calon provost Banser yang digelar oleh Satkorab Banser Kabupaten Malang di Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, Jawa Timur,  Ahad (1/4) siang.

"Corp Provost Banser dibentuk dalam rangka upaya menertibkan dan mendisiplinkan jajaran Banser, oleh karena itu provost harus lebih profesional," katanya.

Dikatakan, Corp  Provost  Banser dibentuk untuk menertibkan dan mendisiplinkan anggota Banser, hal ini demi terciptanya pasukan Banser yang tertib dan disiplin sehingga tercipta tatanan Banser yang baik taat aturan dan professional.

"Untuk anggota provost harus memiliki nilai lebih dari pada anggota biasa," kata mantan ketua PW Ansor Jatim ini.

Lebih lanjut Alfa menyampaikan, mengapa  provost harus lebih profesional dari anggota Banser biasa, karena mereka memiliki kewenangan untuk mengamati, mengawasi, mengendalikan, menindak, mengevaluasi, dan menghukum pasukan dalam internal kesatuan Banser dalam melaksanakan kegiatan organisasi. 

"Profesional ini penting, mengingat besarnya amanat yang diemban oleh provost Banser, karena mereka juga sebagai pengawal nawa prasetya atau sembilan janji Banser," jelasnya.

Usai diberi materi dalam ruangan, 112 peserta yang  delegasi dari masing-masing Satkoryon Banser se Kabupaten Malang  itu langsung di giring ke lapangan untuk latihan fisik. 

Mulai dari Latihan Baris Beris (LBB) dan halang rintang, bahkan mereka juga dilatih untuk ketahanan fisik peserta harus jalan kaki sekitar 5 KM, namun karena niat yang kuat mau menjadi anggota provos meski berjalan lumayan jauh mereka tidak terlihat lelah. Bahkan setelah sampai di finish mereka masih tampak bergurau dan saling gojlok diantara sesama calon anggota provost.  (Imam Kusnin Ahmad/Muiz)