Daerah

Problematika Perempuan Hendaknya Dibahas Mendalam

Ahad, 3 November 2019 | 00:00 WIB

Problematika Perempuan Hendaknya Dibahas Mendalam

Bedah kitab Uyunul Masail di Pendopo Arya Wiraraja oleh PC RMINU Lumajang divisi putri. (Foto: NU Online/panitia)

Lumajang, NU Online
Perempuan memiliki sejumlah masalah yang melekat dalam dirinya. Baik hal tersebut menyangkut masalah individu, juga problem lain yang menyangkut hubungan dengan kalangan lain. Pengetahuan terkait hal tersebut hendaknya dimiliki secara mendalam karena memiliki konsekuensi.
 
Karenanya, Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Lumajang, Jawa Timur divisi putri menggelar bedah kitab Uyunul Masail
 
Hadir sebagai pembicara KH Azizi Hasbullah dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Ketua Tim Penulis Kitab Problematika Perempuan. Kegiatan dipusatkan di Pendopo Arya Wiraraja Lumajang, Sabtu (3/11).
 
Nyai Hj Hullatul Lutfiah selaku Koordinator PC RMINU Lumajang divisi putri menyatakan probematika perempuan sangat banyak. Hal tersebut antara lain darah haid, isthadlah nifas, dan sejenisnya. 
 
“Jika tidak dikupas dengan mandalam, maka akan membingungkan. Jangankan mereka yang awam, santri saja kadang masih banyak yang masih belum memahami dengan baik,” katanya saat memberikan sambutan.
 
Karenanya, langkah mendesak yang harus dilakukan adalah pembahasan terkait permasalah perempuan tersebut secara mendalam.
 
"Makanya kita pertajam dengan menghadirkan langsung penulis kitab Uyunul masail Linnisa," jelas Pengasuh Pesantren Darunnajah Petahunan, Kecamatan Sumbersuko tersebut.
 
Dirinya berharap agar bedah kitab yang digelar bisa dijadikan bahan mengajar bagi peserta yang rata-rata para ustadzah dan pengasuh pesantren di Lumajang. 
 
"Semoga bisa jadi bahan mengajar bagi para ustadzah dan ning yang hadir dalam acara bedah kitab," harapnya.
 
H Ahmad Dzunnajah selaku Ketua PC RMI NU Lumajang memberikan apreasi atas kegiatan pertama divisi putri ini. Apalagi pesertanya sangat antusias, terbukti dari 300 kuota, panitia harus menambah 100 kuota baru.
 
"Animo peserta sangat besat. Laporan panitia dari 300 kuota sudah terisi penuh dan harus nambah 100 kuota lagi," terang Gus Dzun, sapaan akrabnya.
 
PC RMI NU Lumajang berharap kegiatan divisi putri tidak hanya menyasar kalangan pesantren. Peserta dari umum, semisal mahasiswa dan pelajar harus juga disapa, karena persoalan perempuan sangat banyak.
 
"Kita berharap divisi putri bisa menyentuh kalangan perempuan di luar pesantren seperti mahasiswi dan pelajar," pungkasnya.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Aryudi AR