Yogyakarta, NU Online
Pondok pesentren (ponpes) tradisional di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), hingga kini relatif masih diminati dan mudah mencari santri atau siswa.
"Meski kemajuan teknologi saat ini cukup pesat, tetapi keberadaan ponpes tradisional tidak tersisihkan di dunia pendidikan," kata Pengasuh Ponpes Al Anwar, Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Bantul, KH. Chudzori Abdul Aziz, di Bantul, Sabtu.
<>Menurut dia, salah bukti bahwa ponpes tradisional masih laku diantaranya jumlah santrinya masih relatif cukup banyak.
Jumlah ponpes di Bantul ada sekitar 60 buah dengan jumlah santri sekitar 60 hingga 1.500 orang untuk setiap ponpes, dan dari ponpes sebanyak itu sekitar 30 buah diantaranya masih dikenal sebagai ponpes tradisional. "Dari 30 ponpes di Bantul yang dikenal tradisional dua diantaranya Al Anwar Sewon dan Al Fitroh Kecamatan Pleret," katanya.
Ia mengatakan, para pengasuh dan santri ponpes tradisional juga mulai beralih menata manajemen pendidikan yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengerahuan dan teknologi.
Ponpes tradisional juga memberikan modal keterampilan kepada para santrinya di bidang wirausaha, sehingga setelah lulus, para santrinya juga mempunyai keterampilan di dunia kerja diantaranya tentang pertukangan, pertanian dan perdagangan.
Untuk memajukan pendidikan melalui ponpes di Bantul, maka diharapkan pemerintah semakin mempunyai perhatian terhadap ponpes sebagai salah satu lembaga pendidikan.(ant/mkf)
Terpopuler
1
Gus Yahya Sampaikan Selamat kepada Juara Kaligrafi Internasional Asal Indonesia
2
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
3
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
4
Menbud Fadli Zon Klaim Penulisan Ulang Sejarah Nasional Sedang Uji Publik
5
Guru Didenda Rp25 Juta, Ketum PBNU Soroti Minimnya Apresiasi dari Wali Murid
6
Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Terkini
Lihat Semua