Jogjakarta, NU Online
Tragedi kemanusiaan yang dialami masyarakat Aceh dan Sumatera Utara membuat puluhan pondok pesantren Nahdlatul Ulama (Ponpes NU) yang ada di DIJ prihatin. Melalui Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIJ Prof Dr H Mas'ud Mahfud, puluhan ponpes itu berkeinginan menampung anak-anak yatim piatu atau pengungsi korban gempa dan gelombang tsunami tersebut. Selain berniat menampung pengungsi, ponpes tersebut juga akan memberikan pendidikan yang layak bagi mereka sehingga tidak suram masa depan dan terlantar pendidikannya.
"Kami siap tampung mereka, berdasarkan data sementara jumlah pasti yang bersedia sebanyak 20 ponpes. Namun untuk daya tampung masing-masing ponpes belum bisa ditentukan jumlahnya," kata Mas’ud disela-sela acara "Tahlil untuk Aceh" di kantor PW NU DIJ di Jl HOS Cokroaminoto JogJakarta, Minggu (9/1/2005) kemarin.
<>Untuk menampungnya tambah Mas'ud, PWNU saat ini telah melakuklan koordinasi dengan asosiasi pondok pesantren NU dan PBNU untuk membicarakan masalah teknis penyalurannya. Secara umum, ponpes NU di Jogjakarta sudah memenuhi syarat baik dari sisi pendidikan maupun untuk pemulihan mental anak-anak pengungsi tersebut.
"Sebagai kota pelajar sangat memenuhi syarat, termasuk untuk program recovery mental psikologis. Semuanya ini sudah kita siapkan dan tinggal koordinasi dengan semua pihak termasuk dengan mendiknas sebagai pemegang dalam keputusan masalah pendidikan anak-anak korban tsunami," lanjutnya.
Lebih jauh Mas'ud menuturkan dari sisi biaya dan pendanaan, justru bagi ponpes sendiri tidak ada masalah dan kendala secara ekonomis. "Di pondok saja dengan kamar ukuran 3 x 4 meter saja bisa dipakai untuk 10 orang santri. Jadi tidak ada masalah secara ekonomis dan jumlah daya tampungnya," bebernya.
Mantan Pembantu Rektor II UGM itu menambahkan PWNU sangat mendukung himbauan pemerintah yang meminta jangan sampai ada adopsi terhadap anak-anak korban tsunami Aceh oleh pihak keluar Aceh, apalagi luar negeri. Tetapi kalaupun anak-anak pengungsi tidak diperbolehkan keluar dari Aceh, PWNU melalui PB NU dibantu PWNU Aceh untuk membantu kordinasi bantuan untuk penyantunan tersebut.
Dalam doa bersama yang dikhususkan untuk korban tsunami dipimpin langsung kiai sepuh NU DIJ seperti, KH Mochtar Dawan (Mlangi Gamping Sleman), KH Mufid Mas'ud (Ponpes Sunan Pandanaran Ngaglik Sleman), KH Nawawi Abdul Aziz (Ponpes Ngrukem Pendowoharjo Sewon Bantul) dan KH Zaenal Abdin Munawwir (Ponpes Al Munawwir Krapyek Sewon Bantul).
Pada event akbar itu diikuti puluhan warga NU itu, sementara PWNU DIJ dalam kesempatan itu berhasil mengumpulkan dana sebanyak Rp 71 juta dan sekitar 3 ton bantuan dalam bentuk barang berupa makanan instan, susu bubuk, air minum dan pakaian pantas pakai.
”Bantuan ini akan kami kirimkan atas nama PWNU dan pengirimanannya melalui transportasi bantuan dari pemerintah provinsi DIJ.” (mar)
Kontributor NU.Online DIY : Ahmad Riadi
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Mudir 'Ali JATMAN: Tarekat adalah Warisan Asli Wali Songo
6
Hukum Makan Balut dalam Islam: Halal atau Haram? Ini Penjelasan Lengkap Ulama
Terkini
Lihat Semua